Belgia Mewaspadai Kebangkitan Hungaria
Hungaria sejauh ini tak terkalahkan dalam tiga laga babak penyisihan. Mereka juga menempati peringkat teratas grup F.
Penulis: Muhammad Barir
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Belgia, Marc Wilmots memperingatkan skuatnya untuk mewaspadai Hungaria, lawan yang dihadapinya pada laga babak 16 Besar Piala Eropa yang digelar di Stadium Municipal, Senin (27/6) dini hari WIB.
Tim berjuluk 'Magical Magyars', Hungaria memiliki ambisi besar pada Piala Eropa tahun ini. Gaya permainan tim peringkat Ketiga Piala Eropa 1964 ini telah berevolusi dengan gaya permainan modern. Dengan kekuatan pemain yang ada saat ini, mereka siap bangkit lagi seperti generasi pendahulu di era 1950-an.
Belgia adalah tim dengan peringkat terbaik FIFA di antara tim peserta Piala Eropa tahun ini. Namun, status Belgia sebagai tim peringkat Kedua terbaik dunia sempat tercoreng dengan kekalahan atas Italia pada babak penyisihan grup.
Hungaria sejauh ini tak terkalahkan dalam tiga laga babak penyisihan. Mereka juga menempati peringkat teratas grup F. Prestasi terbaik Hungaria di turnamen internasional selama tiga dekade. Ini menjadi bekal berharga untuk memperebutkan tiket babak perempatfinal pada laga melawan Belgia.
Pelatih berkebangsaan Jerman, Bernd Storck puas dengan keberhasilan timnya lolos babak 16 Besar setelah meraih hasil imbang 3-3 pada laga yang menakjubkan melawan Portugal dengan bintang mereka Cristiano Ronaldo. Dalam beberapa tahun terakhir, Hungaria jarang bisa tampil di turnamen besar. Turnamen besar terakhir yang mereka ikuti adalah Piala Dunia 1986.
Namun lawan yang mereka hadapi juga bukan lawan mudah. Belgia, tim yang bertabur bintang seperti seperti gelandang Chelsea, Eden Hazard, Kevin De Bruyne (Manchester City), Marouane Fallaini (Manchester United), dan Axel Witsel (Zenit St Petersburg). Pendukung Belgia mengharapkan tim bisa melangkah lebih jauh.
Keberhasilan Piala Eropa tahun ini akan sangat bergantung pada bentrokan babak knock-out di Toulouse. Wilmots mengingatkan penggawa tim Setan Merah untuk hati-hati dengan laga yang menurutnya tidak mudah ini.
"Apakah Anda tidak menonton pertandingan Piala Eropa?" katanya ketika ditanya tentang ancaman tim Hungaria. "Apakah Anda melihat Hungaria saat melawan Portugal? Balazs Dzsudzsak, Adam Szalai, Krisztian Nemeth ... Mereka banyak pemain top," katanya.
"Anda (media) juga tertawa ketika Wales mengalahkan kami di kualifikasi, tapi melihat ada di mana mereka sekarang. Tak ada yang disebut-sebut sebagai negara-negara kecil lagi," katanya.
Ada perbedaan pada kejuaraan ini, dengan empat tim yang finis di urutan ketiga bergabung dengan tim peringkat dua teratas di babak 16 besar.
Wales, pada debut kompetisi mereka tahun ini melaju ke fase knock out dengan kemenangan 3-0 atas Rusia pada saat Inggris bermain imbang dengan Slovakia sehingga tim besutan Chris Coleman naik ke puncak Grup A.
Republik Irlandia dan Irlandia Utara dan Islandia membuat sejarah dengan menembus babak 16 Besar. Islandia akan menghadapi pertandingan melawan Inggris di Marseille.
Keberhasilan Hungaria sampai babak 16 Besar turut berperan untuk membuat lawan-lawannya gentar. Tim 'Magical Magyars' saat ini diperbandingkan dengan tim era 1950-an ketika mereka masih jadi tim ditakuti di Eropa.
Dipimpin oleh legenda Ferenc Puskas, saat itu, Hongaria hanya kalah satu pertandingan antara tahun 1950 dan 1956, kekalahan itu terjadi pada final Piala Dunia 1954 atas Jerman Barat.
Salah satu yang paling dikenang adalah ketika mereka mengalahkan Inggris 6-3 di Wembley pada tahun 1953 dalam pertandingan yang dijuluki sebagai laga terbesar seabad, "Match of the Century" oleh Hongaria. Mereka juga menang 7-1 di Budapest sebelum Piala Dunia tahun berikutnya.
Tapi gelandang Laszlo Kleinheisler memiliki pendapat lain. "Saya percaya bahwa suatu hari kita akan mirip dengan tim besar dari masa lalu kami," kata pemain Werder Bremen berusia 22 tahun itu.
"Tapi sekarang aku bicara tentang kondisi sekarang, tentang masa kini. Kami bersama-sama tim yang sangat baik, semua orang terus berkembang," katanya.