Petkovic Masih Sedih Swiss Tersingkir karena Kalah Adu Penalti
"Kami tampil baik di empat pertandingan ini. Kami pantas mendapatkan hasil yang lebih baik, namun adu penalti tak ubahnya permainan roulette,"
Penulis: Muhammad Barir
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih tim nasional sepakbola Swiss, Vladimir Petkovic, mengaku sedih dengan kegagalan Granit Xhaka, namun kesedihan yang dirasakannya tak sebatas untuk Xhaka melainkan seluruh timnas Swiss yang gagal melangkah lebih jauh.
Keberuntungan di pihaknya hanya bersentuhan dengan gol Shaqiri, namun tidak di area lain sehingga Swiss harus menelan kekalahan 5-6 dari Polandia dalam drama adu penalti. Ini semua membuat langkah mereka terhenti di Stadion Geoffroy-Guichard, Saint-Etienne, Prancis, Sabtu (25/6).
"Kami tampil baik di empat pertandingan ini. Kami pantas mendapatkan hasil yang lebih baik, namun adu penalti tak ubahnya permainan roulette," ujarnya.
Setelah tertinggal oleh gol Jakub Blaszczykowski, Swiss sukses menyamakan kedudukan lewat gol spekatkuler Xherdan Shaqiri namun takluk di adu penalti lantaran eksekusi Granit Xhaka yang melenceng jauh dari sasaran.
Ia menilai gol spektakuler yang dicetak Xherdan Shaqiri pada laga 16 besar Piala Eropa 2016 melawan Polandia membutuhkan sentuhan dari keberuntungan.
"Golnya berdasarkan insting dan kepercayaan diri, sebab Anda harus sepenuhnya yakin saat berakrobat menjangkau bola semacam itu. Anda juga membutuhkan keberuntungan, yang sayangnya tidak kami dapati lagi selain di momen itu sepanjang laga," kata Petkovic selepas pertandingan sebagaimana dilansir laman resmi UEFA.
"Para pemain sudah memberikan segenap kemampuan di lapangan, namun kami melakukan kesalahan dan harus membayar mahal untuk itu. Lantas ketika anda memasuki adu penalti satu kali kegagalan bisa berakibat parah," katanya.
Pada putaran final Piala Eropa 2016 Swiss untuk kali pertama di ajang antarnegara Benua Biru itu berhasil menapaki babak 16 besar, setelah di tiga penampilan sebelumnya mereka cenderung berperan sebagai pelengkap fase grup semata.