Masyarakat Polandia Berharap Kejayaan Era Deyna dan Gorski Terulang
Berbeda dengan generasi emas Polandia di era Deyna dan Gorski, Polandia saat ini sangat mengutamakan kolektivitas
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Sebelum Polandia bertemu Portugal di Stade Velodrome, Marseille, Jumat (1/7/2016) dini hari WIB, kedua negara telah bertemu sebanyak 10 kali.
Rekornya relatif seimbang. Polandia menang tiga kali, Portugal empat kali, dan sisanya berakhir imbang.
Di turnamen besar, Polandia pernah menelan kekalahan memalukan, 0-4 dari Portugal di Piala Dunia 2002.
Namun, Polandia juga pernah meraih kemenangan penting, 1-0, atas Portugal untuk melangkah ke babak gugur Piala Dunia 1986.
Pertemuan pertama kedua tim diawali di babak kualifikasi Piala Dunia 1978. Polandia mengalahkan Portugal, 2-0, di Porto dan pada pertemuan kedua di Chorzow, Polandia memastikan langkah ke putaran final Piala Dunia 1978 dengan hasil imbang 1-1.
Di babak perempat final Euro 2016, Pelatih Timnas Polandia, Adam Nawalka, sedang mengejar bayang-bayang Kazimierz Deyna, legenda sepak bola Polandia.
Masyarakat Polandia berharap kejayaan Polandia di era Deyna dan Pelatih Kazimierz Gorski kembali berulang.
Berbeda dengan generasi emas Polandia di era Deyna dan Gorski, Polandia saat ini sangat mengutamakan kolektivitas.
Nawalka mengandalkan kekompakan Kamil Glik dan Michal Pazdan sebagai duet bek sentral.
Jika keduanya dilewati lawan, keterampilan dan refleks Lukasz Fabianski dapat diandalkan. Sebagai jaminan pertahanan yang stabil, Grzegorz Krychowiak dan Tomasz Jodlowiec, dimainkan sebagai poros kembar di tengah.
Polandia menumpukan kreativitas serangan pada pemain sayap seperti Jakub Blaszczykowski, Kamil Grosicki, maupun pemain berusia 19 tahun, Bartosz Kapustka, untuk menyuplai umpan kepada duet Robert Lewandowski dan Arek Milik.
Berita Ini Juga Dimuat di HARIAN SUPER BALL, Kamis (30/6/2016)