Demi Sinetron, Pertandingan Sepakbola Digelar pada Jam Tidur
Pukul 21.00 WIB, wasit akan mulai meniup tanda dimulainya pertandingan. Laga lantas berlangsung hingga sekitar pukul 23.00 WIB.
PARA pecinta sepak bola Tanah Air sudah disuguhkan kembali pertandingan sepak bola. Sebuah turnamen resmi Indonesia di bawah naungan FIFA sudah bergulir sekitar tujuh pekan.
Pukul 21.00 WIB, wasit akan mulai meniup tanda dimulainya pertandingan. Laga lantas berlangsung hingga sekitar pukul 23.00 WIB. Ya, berakhir hampir tengah malam!
Padahal, seorang pakar wellness, Shawn Stevenson menyebutkan, waktu paling optimal untuk Anda tidur malam adalah jam 22.00 WIB. Tidur pukul 22.00 dinilai ampuh untuk mengumpulkan kembali energi dan tenaga.
Miris sekali. Demi uang (hak siar dari TV), banyak hal dikorbankan. Dan bukan hanya dari sisi pemain.
Salah satunya adalah dari sisi suporter. Betapa malam pertandingan dimulai. Dulu, ya dulu, saya sangat dimanjakan dengan pertandingan sepak bola. Laga dimulai sore hari.
Malam selesai laga, saya masih bisa membersihkan diri sebelum belajar dan kemudian tidur. Riuh stadion menjadi salah satu alasan kenapa saya menjadi penggemar sepak bola seperti saat ini.
Namun saat ini, bayangkan, siapa yang mau mengajak anak-anak dan perempuan berjingkrak di stadion hingga menjelang tengah malam? Kalau ada mungkin sangat-sangat sedikit.
Padahal, sepakbola adalah "olahraga semua umat". Semua punya hak menikmati. Dan coba tebak, sebanyak apa pemain Indonesia yang dikenal anak-anak jaman sekarang?
Saat ini yang mungkin mereka kenal hanya Messi ataupun Ronaldo. Tak ada Bambang Pamungkas, Boaz, Paco-Rubio, ataupun yang lainnya.
Padahal, masalah jam tayang sudah sempat membuat seorang pelatih ternama Indonesia muntab. Ia adalah Coach Indra Sjafrie, mantan pelatih Timnas Indonesia U-19. Dalam sebuah diskusi bersama Cak Nun, Indra Sjafrie meluapkan unek-uneknya saat "dikerjai" TV penyiar timnas saat itu.
Salah satu curhatannya yakni saat timnas dipaksa bertanding pukul 21.00, padahal tim pelatih minta pertandingan paling malam pukul 19.30. Alasan pihak TV memaksa tayang pukul 21.00 adalah karena sinetron. Ya, benda busuk bernama sinetron, jika dilihat seperti yang seorang penggawa Mazhab Frankfurt--Walter Benjamin--katakan: kesenian bukan lagi ekspresi manusia, tapi sekadar komoditas industri.
Namun kini, setelah iklim sepakbola Indonesia kembali ke "jalan yang benar", yakni setelah sanksi FIFA dicabut, ternyata sepakbola masih belum bisa dinikmati semua pihak.
Masih ada pihak-pihak yang memaksa olahraga atas nama uang. Semoga segera ada aturan baru, yang melarang pertandingan terlalu petang. Meski sebenanya tak pernah ada aturan sepakbola harus main jam berapa.
Semoga sepakbola Indonesia semakin sehat. Jayalah sepakbola tanah air!
@Gunawan_Gundalgandol