Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Satu Langkah Menuju Legenda

“Mereka (rakyat Portugal) memperlakukan kami seperti pahlawan yang pulang dari medan perang. Saya tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis.”

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Satu Langkah Menuju Legenda
zimbio.com
Cristiano Ronaldo 

Catatan Sepakbola Wartawan Tribun Medan/T Agus Khaidir

TRIBUNNEWS.COM -- "Siapakah Marcelo Rebelo de Sousa? Jawabannya Presiden Portugal, dan hampir bisa dipastikan, kecuali warga negara Portugal atau orang-orang yang memang betul-betul getol mencermati medan tarung politik dunia, tidak akan banyak yang bisa menyebutnya tanpa terlebih dahulu mengulik laman pencarian di internet."

TAPI, kecuali mereka yang betul-betul terasing dari peradaban dunia, akan dengan serta-merta memberi jawaban tatkala ditanya perihal nama ini, Cristiano Ronaldo.

Iya, siapa tidak kenal. Bahkan orang-orang yang tak menyukai (atau katakanlah membenci) sepakbola, tetap mengenalnya.

Paling tidak, pernah mendengar namanya. Terkait siapa yang lebih baik antara dirinya dengan Lionel Messi, boleh jadi akan terus jadi perdebatan.

Namun sama sekali tidak bisa dimungkiri, dari sisi popularitas, Ronaldo unggul. Bintangnya, sama cemerlang di dalam dan di luar lapangan.

Meski demikian, di Portugal, Ronaldo ternyata dianggap belum sampai ke puncak. Dia memang sudah melewati nama-nama seperti Luis Figo, Rui Costa, dan Pauleta.

BERITA REKOMENDASI

Ronaldo menjadi pemain dengan penampilan terbanyak untuk tim nasional, sekaligus pencetak gol paling subur pula.

Dia bermain 132 kali dan melesakkan 61 gol, hampir dua kali lipat dari pencapaian Figo yang berjarak paling dekat dengannya (127 caps, 32 gol).

Akan tetapi, bagi rakyat Portugal, nomor satu adalah Eusebio.

Di belakang nama lengkapnya, Eusebio da Silva Ferreira, disematkan dua gelar kehormatan: GCIH (Gra-Cruz Infante Dom Henrique) dan GCM (Grand Cruz Merit).

Gelar-gelar yang diberikan pemerintah untuk orang yang dipandang berjasa bagi negara.


Ronaldo juga mendapatkan gelar ini. Di belakang namanya, Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro, Ronaldo berhak menyematkan GOIH atau Grande Oficial Infante Dom Henrique. GOIH, setingkat di bawah GCIH.

Pengakuan lain datang dari rakyat Portugal. Eusebio diberi gelar O Rei, dalam bahasa Portugis bermakna ‘Yang Mulia’, ‘Yang Dipertuan’, atau ‘Sang Raja’.

Pengakuan yang tinggi, dan Ronaldo, sampai sejauh ini, belum mendapatkannya.

Satu ironi juga sebenarnya. Sebab jika diperbandingkan, dalam banyak hal Eusebio tertinggal dari Ronaldo. Dari sisi statistik, Eusebio memegang caps 64 dengan 41 gol.

Prestasi klub? Sama saja. Sepanjang kariernya yang terentang dari tahun 1957 sampai 1979, Eusebio lebih banyak merumput untuk klub-klub kurang terkenal.

Satu-satunya klub di lingkaran elite Eropa yang pernah diperkuatnya adalah Benfica. Ia berada di sini selama 15 tahun, melakoni 301 pertandingan dan mencetak 317 gol.

Di masanya, Benfica 11 kali menjuarai Liga Portugal dan satu kali memuncaki Liga Champions (Dulu Champions Cup).

Ronaldo, setelah memulai karier di Sporting Lisbon, kita tahu, pergi ke Inggris untuk memperkuat Manchester United.

Lalu terbang ke Spanyol, ke Santiago Bernabeau, ke Real Madrid, dengan rekor bayaran tertinggi di dunia pada tahun 2009.

Pencapaiannya, tiga gelar juara liga untuk Menchester United (MU), satu untuk Real Madrid, dan tiga tropi Liga Champions, masing-masing satu untuk MU dan dua untuk Madrid.

Kalah banyak, memang, namun tak pelak, jauh lebih prestisius.

Bagaimana dengan tim nasional? Sama belaka. Eusebio pada eranya, sebagaimana Ronaldo sekarang, merupakan ikon.

Ia juga motor, sumber semangat. Tapi pencapaian tertinggi Eusebio adalah peringkat tiga Piala Dunia 1966.

Sedangkan Ronaldo membawa Portugal ke peringkat tiga Euro 2012 dan peringkat dua Euro 2004.

“Saya tidak pernah berminat untuk melampaui (Eusebio). Seperti seluruh orang Portugal, bagi saya, dia pahlawan. Saya belum lahir ketika dia bermain di (Piala Dunia) Inggris. Tapi dari cerita orang-orang, saya tahu, seberapa besar dirinya. Saya masih akan bermain beberapa tahun lagi dan apapun bisa saja terjadi. Tapi dia akan terus menjadi legenda,” kata Ronaldo pada Goal, beberapa hari setelah Eusebio meninggal, 5 Januari 2014.

Lewat Twitter, Ronaldo menulis: “always eternal“. Selalu abadi. Satu penegasan pengakuan yang lebih dari sekadar sahih.

Legenda Eusebio dibangun oleh kebanggaan orang-orang Portugal. Mereka tidak datang ke Inggris sebagai unggulan, tapi mampu merangsek hingga semifinal.

Dalam My Name is Eusebio, sebuah otobiografi yang terbit tahun 1967, Eusebio bilang, “Mereka (rakyat Portugal) memperlakukan kami seperti pahlawan yang pulang dari medan perang. Saya tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis.”

Terlepas dari pengakuannya, tepat setengah abad setelah momentum bersejarah di Inggris itu, Cristiano Ronaldo memiliki kesempatan untuk membangun legendanya sendiri.

Ia hanya berjarak satu langkah dari titik fenomenal tersebut. Jika tak ada peristiwa luar biasa, seperti cedera dan semacamnya, Senin dinihari (waktu Indonesia), 11 Juli 2016 di Stade de France, Paris, Ronaldo akan menjadi kapten Portugal pada laga final Euro kontra Perancis.

Mungkin tak banyak yang mengira Portugal akan sampai di partai puncak. Terutama sekali setelah tampil menyedihkan di tiga pertandingan babak penyisihan grup.

Bahkan sekiranya dua gol Ronaldo tidak membobol gawang Gabor Kiraly, kiper Hungaria yang bercelana lucu itu, Portugal tidak akan meraih tiket perdelapan final.

Di fase ini, Portugal kembali bermain buruk. Tertatih dan setengah mati digempur Kroasia. Tapi Ronaldo mendapat sedikit angin di akhir paruh kedua babak perpanjangan waktu, dan Kroasia pun terjengkang.

Di perempat final dan semifinal, jika dipandang dari sisi teknis, performa mereka juga tidak banyak berubah. Hanya Ronaldo yang jadi pembeda.

Dan itu, dilakukannya pascamendapatkan perisakan dari berbagai penjuru dunia akibat komentarnya yang songong perihal Islandia, plus kegagalannya mencetak gol dari titik putih saat kontra Austria.

Satu representasi dari mental yang mumpuni. Rob Smyth, sport writer Inggris dalam kolomnya di Guardian, bahkan menyebut Ronaldo sebagai The Revenant, Hugh Glass, pemburu dan penjelajah legendaris Amerika Serikat, yang karakter kuatnya mengantarkan Leonardo DiCaprio meraih Oscar.

“Ronaldo percaya bahwa dia memiliki kualitas tinggi. Dia tidak peduli pada semua tekanan. Sebaliknya, di dalam tekanan, dia bangkit. Dia selalu dapat menemukan celah untuk keluar dari kesulitan. Barangkali jika orang lain berada dalam posisi yang sama, tidak akan mampu beranjak sejauh yang dilakukan Ronaldo,” tulisnya.

Yang menjadi pertanyaan terbesar, apakah legenda Ronaldo akan benar-benar lahir di Stade de France. Atau justru Antoine Griezmann, La Petit Prince, Sang Pangeran Kecil, yang beranjak jadi seorang raja. Atau Didier Deschamps? Jika Perancis menang, Deshamps akan masuk jajaran elite pelatih dunia. Yakni mereka yang mampu menjadi pemenang baik sebagai pemain maupun pelatih.

Sejauh ini, untuk level tim nasional, hanya dua orang yang mencapainya. Mario Zagalo menjadi anggota skuat tim nasional Brasil di Piala Dunia 1958 dan 1962, lalu memenangkannya lagi sebagai pelatih di tahun 1970 dan 1994, berduet dengan Carlos Alberto Pariera.

Lalu tentu saja Franz Beckenbeauer. Der Kaizer –demikian julukannya– menjadi kapten Jerman yang memenangkan Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974, dan sebagai pelatih menang di Piala Dunia 1990.

Deschamps serupa Beckenbeauer, adalah kapten tim nasional di era emas. Era tatkala Perancis menyandingkan tropi Piala Dunia dan Eropa di tahun 1998 dan 2000.

Pertanyaan tadi sukar dijawab. Sepakbola, sebagaimana kehidupan, berjalan dalam keserbatidakpastian. Sepakbola bukan hitung-hitungan matematika, melainkan lebih kepada baris-baris puisi yang ditulis para penyair.

Kejutan demi kejutan, hentakan, ayunan-ayunan, liukan, pun tohokan demi tohokan yang menghadirkan kekecewaan dan kebahagiaan, yang kadangkala bahkan datang bersamaan.

Dan Euro 2016, menjadi perwujudan paling nyata dari filosofi ini. (*)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
11
9
1
1
21
6
15
28
2
Man. City
11
7
2
2
22
13
9
23
3
Nottm Forest
10
5
4
1
14
7
7
19
4
Brighton
11
5
4
2
19
15
4
19
5
Chelsea
10
5
3
2
20
12
8
18
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas