Ini Alasan Juventus Membeli Marko Pjaca
Dalam formasi ini seorang pemain sayap reguler yang tidak mahir saat bertahan dapat dipastikan sulit untuk beradaptasi.
Editor: Husein Sanusi
Laporan Wartawan superBall.id, Aris Abdul Salam
TRIBUNNEWS.COM - Mampu bermain di banyak posisi, membuat Juventus punya banyak opsi formasi dengan memiliki Marko Pjaca.
Sejak 2011 (dimulai oleh Antinio Conte) Juventus terbiasa dengan formasi 3-5-2.
Dalam formasi ini seorang pemain sayap reguler yang tidak mahir saat bertahan dapat dipastikan sulit untuk beradaptasi.
Sebut saja Milos Krasic dan Elijero Elia dua sayap serang yang lincah namun keteteran dan akhirnya tersingkir dari Juventus era Conte.
Ketika pelatih Massimiliano Allegri datang pada tahun 2014, dia mulai memasang skema 4-3-1-2.
Tetapi sekali lagi, formasi ini juga tidak mengakomodasi seorang pemain sayap yang tidak bisa turun menjadi full back.
Beruntung bagi winger seperti Juan Cuadrado dan Kwadwo Asamoah, dengan kemampuan bertahannya mereka tetap bisa beradaptasi dengan formasi 3-5-2 atau 4-3-1-2.
Lalu bagaimana nasib gelandang anyar Juventus, Marko Pjaca, yang ketika posisi naturalnya ialah seorang winger?
Pertanyaan muncul sebab Juventus menggelontorkan 23 juta euro (Rp 331 Miliar) untuk membeli pemain ini dari Zagreb, dengan kontrak sampai lima tahun.
Menurut catatan statistik dari situs Transfermarkt, Pjaca ternyata tidak hanya mumpuni sebagai winger, sebab dia juga bisa bermain di posisi lainnya saat menyerang.
Sebagai winger kiri/kanan, Pjaca sangat impresif, menorehkan 26 gol dari 71 penampilan, dia juga mencatatkan 10 asis dari posisi ini.
Selain mahir sebagai winger, pemain 21 tahun itu juga bisa bermain di tiga posisi berbeda lainnya.
Dia pernah bermain di posisi gelandang tengah, dia bermain sebanyak empat kali, menyumbangkan satu asis dan tiga gol.
Kemudian sebagai penyerang lubang, dia mencetak dua gol dan dua asis dari lima penampilan.
Terakhir ialah ketika dia bermain sebagai penyerang utama, dimana Pjaca mencatatkan tiga gol dan dua asis dari tujuh penampilan.
Dengan catatan semacam ini, kecil kemungkinan bagi Pjaca untuk bernasib tragis seperti Krasic atau Elia.
Melihat terlalu ketatnya persaingan di lini tengah (ada 11 pemain di posisi ini), Pjaca bakal lebih sering dipasang sebagai penyerang di Juventus.
Bila sewaktu-waktu Juventus butuh seorang trequatista di formasi 4-3-1-2, Pjaca juga bisa jadi pilihan yang diandalkan.