Gianluca Lapadula Hadapi Laga AC Milan vs Pescara dengan Penuh Emosi
Di Pescara musim lalu, Lapagol, julukannya mencetak 30 gol dan 12 assist dalam 44 laga, termasuk play-off yang turut membantu I Delfi promosi
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Striker AC Milan, Gianluca Lapadula menyambut laga melawan Pescara dengan hati tak menentu. Maklum, ia akan menghadapi tim yang pernah membesarkan namanya.
Di Pescara musim lalu, Lapagol, julukannya mencetak 30 gol dan 12 assist dalam 44 laga, termasuk play-off yang turut membantu I Delfi promosi ke Serie A.
Hanya saja, belum diketahui apakah Pelatih Vincenzo Montella akan memberi kesempatan pada Lapadula berlaga melawan tim yang membesarkannya. Pasalnya, di Milan ini sang bomber sulit mendapatkan tempat utama.
Musim ini, ia baru lima kali bermain dengan catatan waktu 142 menit. Perinciannya, dua kali menjadi starter, dan tiga kali jadi pemain pengganti. Dan belum mengemas satu gol pun.
Montella makin sulit memberi ruang bagi Lapadulla melihat Carlos Bacca tampil gemilang sebagai salah satu dari kombinasi andalannya, trio Su-Ba-Ni (Suso, Bacca, Niang).
Minimnya jam bermain Lapadula, membuat pihak Pescara siap menarik kembali pemain bintang mereka yang dilepas dengan harga sembilan juta euro tersebut.
"Saya siap saja buat membawa kembali Lapadula bila Milan mendatangkan penyerang baru pada Januari mendatang," kata Presiden Pescara, Daniele Sebastiani, kepada Mediaset Premium.
"Ia jelas bukan flop. Anda harus membiarkan ia bermain lebih rutin sebelum membuat penilaian," kata sang presiden lagi.
Sang bomber sendiri menolak mengibarkan bendera putih. Ia masih ingin bertahan di San Siro untuk membuktikan kemampuannya.
"Saya harus berterima kasih kepada Presiden (Silvio) Berlusconi. Saya berutang banyak kepadanya dan saya tidak ingin mengecewakan dirinya," tutur Lapadula pada Corriere dello Sport.
"Saya baik-baik sekarang, dan saya ingin memberikan kontribusi untuk tim yang sudah kuat ini. Saya yakin saya akan melakukannya dengan baik," ujarnya menegaskan.
"Saya tidak akan meninggalkan Milan sampai saya tahu saya tidak memiliki kesempatan lagi di klub ini. Dalam karier saya, saya tidak pernah punya keinginan untuk menyerah, apalagi sekarang bahwa saya memiliki kesempatan besar ini," katanya bertekad.