Kongres PSSI Makin Panas, K-85 Tolak Bahas Status Klub
K-85 yang dimotori oleh Haruna Soemitro, Umuh Muchtar dkk menolak semua pembahasan terkait status klub.
Penulis: Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kongres PSSI yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Kamis (10/11/2016) melewati dinamika panas.
Kelompok 85 (K-85), pendukung kubu calon ketua umum Pangkostrad Edy Rahmayadi menolak pembahasan status klub.
K-85 yang dimotori oleh Haruna Soemitro, Umuh Muchtar dkk menolak semua pembahasan terkait status klub yang juga termasuk keinginan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Dari hasil pemungutan suara, sebanyak 84 suara tidak setuju dengan agenda, 10 voters setuju, dan 5 lainnya abstain.
Hal tersebut membuat suporter Persebaya 1927 atau Bonek yang sudah datang ke ibu kota sejak dua hari lalu kecewa.
"Kami percaya janji-janji siapapun tapi kalau janji diingkari, bagaimana. Agenda pembahasan klub termasuk Persebaya tidak dibahas sama sekali," kata juru bicara Bonek Andi Peci yang memperjuangkan hak Persebaya 1927.
Andi Peci mengklaim keputusan kongres bisa berdampak buruk terhadap kondisi di Surabaya.
"Kami pikir hari ini puncaknya (dalam upaya) memulihkan status Persebaya 1927. Kami akan bertarung di Surabaya. Surabaya siaga 1 hari ini. Kami tidak akan mundur," tegas Andi Peci.
Status Persebaya 1927 rencananya akan dibahas dalam kongres selanjutnya, tapi kembali tegas Andi Peci menolak usulan tersebut.
"Tidak bisa. Harus selesai hari. Status Persebaya sudah jelas dan tidak dualisme," tuturnya.
Satu di antara anggota Kelompok 85, Umuh Muchtar mengatakan dirinya percaya dengan visi dan misi yang diutarakan Edy Rahmayadi.
Baginya tak akan ada yang bisa membendung Edy Rahmayadi menjadi ketua umum PSSI.
”Kami masih solid. Pak Edy tidak akan tergoyahkan. Dia juga sudah sangat siap," kata manajer Persib Bandung tersebut.