SSB Bintang Timur Faslilitas Pendidikannya tak Kalah dengan Klub Eropa
ekolah Sepak Bola (SSB) Bintang Timur yang didirikan setahun yang lalu, dan menumpang fasilitas latihan milik orang lain menjadi juara
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa sangka, Sekolah Sepak Bola (SSB) Bintang Timur yang didirikan setahun yang lalu, dan menumpang fasilitas latihan milik orang lain menjadi juara pada Open Turnamen Sepakbola Bali United Kristal dan Pos Kupang Cup, November tahun 2016 ini.
SSB yang dibangun atas inisiatif Fary Djemi Francis, Ketua Komisi V DPR RI pada 21 November 2015, kini menjadi salah satu SSB terpadu dengan standar terbaik di Indonesia.
Faslilitas pendidikannya tidak kalah jika dibandingkan dengan SSB yang dimiliki klub sepakbola elit di Eropa. Bahkan saat ini peserta didik di SSB Bintang Timur telah mencapai 500 orang siswa dari berbagai kelompok usia. Harapannya, SSB Bintang Timur akan menjadi rujukan pengembangan SSB di Indonesia.
Mengembangkan SSB di wilayah terdepan NKRI bukan semata mengedepankan hobinya saja. Fary lebih menjadikan SSB Bintang Timur sebagai upaya nyata mengelola perbatasan negara, selain mempererat keharmonisan dengan negara tetangga melalui kompetisi sepak bola usia muda.
Adanya SSB Bintang Timur ini bentuk inisiatif yang bisa mewujudjan nilai nilai kebangsaan, sekaligus upaya wilayah terdepan nusantara untuk naik kelas di cabang sepakbola dunia.
Selain itu olahraga mampu menjadi sebuah alat yang ampuh untuk menumbuhkan nasionalisme, solidaritas dan ke-Bhineka Tunggal Ika-an serta rasa kebangsaan.
Hal ini sejalan dengan pesan kebangsaan yang disampaikan pemerintah pusat, dalam hal ini Kemenpora dengan menjadikan olahraga sebagai salah satu bidang untuk mempererat hubungan bilateral dengan negara sahabat.
Melalui olahraga pertukaran program dan kunjungan pemain, pelatih, para ahli, spesialis, dan peneliti di bidang olahraga prestasi, olahraga masyarakat, ilmu olahraga, kedokteran olahraga dan hukum olahraga, dapat saling meningkatkan kompetensi kedua negara.
Kemenpora juga mendorong partisipasi dan pertukaran kegiatan olahraga termasuk pertandingan di wilayah perbatasan.
Dari sisi peran menjaga perbatasan, Kementrian Desa berupaya mengembangkan perbatasan tidak hanya melihat dari variabel internal Negara saja, namun lebih jauh harus mampu melakukan proses harmonisasi dengan Negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia.
Maksudnya adalah kedua Negara memiliki kebijakan politik yang sama dalam memberdayakan dan menyejahterakan masing-masing masyarakatnya di perbatasan.
SSB Bintang Timur dan Liga perbatasan yang digagasnya untuk tahun depan bersama Kemenpora dan Kemendesa, adalah salah satu pelepas dahaga kebersamaan dalam solidaritas nasionalisme dan ke-Bhineka Tunggal Ika-an dalam keragaman anak bangsa.