Klopp Serukan Jaga Kewibawaan Anfield
Itulah kekalahan pertama The Reds di kandang dari 17 laga terakhir di Liga Primer League. Kekalahan terakhir mereka di Anfield
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Kewibawaan Stadion Anfield, sebagai salah stadion angker di Inggris, mulai tercoreng menyusul kekalahan tak terduga 2-3 dari Swansea City (21/1).
Itulah kekalahan pertama The Reds di kandang dari 17 laga terakhir di Liga Primer League. Kekalahan terakhir mereka di Anfield terjadi saat melawan Manchester United, 17 Januari 2016.
Kewibaan Anfield akan diuji lagi saat melawan Southampton dalam leg kedua Piala Liga Inggris, kamis (26/1) dini hari nanti. The Reds wajib menang minimal 2-0 setelah kalah 0-1 pada leg pertama.
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp pun menggelorakan semangat para Liverpudlian untuk "memerahkan" Anfield dini hari nanti. Secara tak langsung ia menuding kekalahan The Kop dari Swansea tak lepas dari sepinya dukungan penonton di sana.
“Sebuah pertandingan malam hari di Anfield, jika keriuhan suporter bagus maka itu akan sangat membantu. Di babak pertama kontra Swansea sangatlah sepi. Tapi itu wajar. Kami memperoleh tiga sampai empat peluang dan tak terjadi apa-apa. Setelah tertinggal 2-0 segalanya berubah,” ujar Klopp di sesi konferensi pers jelang laga kontra Soton
Anfield memang diharapkan bisa jadi batu pijakan kebangkitan The Reds tahun ini. Tiga laga ke depan berturut-turut digelar di sana. Empat laga, dari enam laga hingga Maret nanti akan berlangsung di depan pendukungnya sendiri. Karena itulah Klopp berharap dukungan penuh dari penoton sebagai pemain ke-12.
Musim lalu, Liverpool lolos ke babak final setelah mengalahkan Stoke City 4-3 lewat adu penalti di Stadion Anfield, meski akhirnya kalah oleh Manchester City 3-1 lewat adu penalti di Stadion Wembley. Klopp berharap, tahun ini tuah Anfield akan kembali mengantarkan pasukan Merseyside ke Wembley.