Teori Konspirasi Warnai Pemecatan Claudio Ranieri
Ada 4 pemain senior Foxes, yang bertemu dengan pemilik sekaligus Presiden Leicester City. Mereka menyampaikan keinginan agar Ranieri dipecat
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Pemecatan Claudio Ranieri sebagai pelatih Leicester CIty sangat mengejutkan jagat sepak bola.
Tak mengherankan jika teori konspirasi ikut muncul dalam peristiwa ini, yakni pengkhianatan para pemain Rubah terhadap sang pelatih.
Jauh-jauh hari sebelum dipecat, media massa Inggris cukup kerap memberitakan soal "pemberontakan" di kamar ganti Leicester, setelah performa skuad Foxes alias Si Rubah itu merosot drastis.
Namun, kabar itu selalu dibantah oleh para pemain Leicester.
Hanya saja, pada Sabtu (25/2/2017) harian The Sun memberitakan ada 4 pemain senior Foxes, yang bertemu dengan pemilik sekaligus Presiden Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha dan putranya, Aiyawatt Srivaddhanaprabha.
Bahkan pertemuan itu sudah berlangsung 4 kali, dan yang terakhir terjadi sehari sebelum pemecatan itu.
Keempat pemain itu adalah Jamie Vardy, Kasper Schmeichel, Wes Morgan, dan Marc Albrighton.
Konon kabarnya, keempat orang inilah yang meminta agar Srivaddhanaprabha memecat Ranieri.
Padahal, pada 7 Februari 2017, Srivaddhanaprabha mengumumkan dukungan klub dan pribadinya kepada pelatih asal Italia ini.
Sebagaimana diberitakan The Sun, pertemuan pertama itu terjadi pada Desember 2016. Empat pemain itu bertemu John Rudkin, Direktur Sepak Bola Leicester.
Isi pertemuan adalah membahas ketidak-puasan pemain terhadap prestasi musim ini, yang juga menyatakan ketidak-senangan mereka terhadap beberapa keputusan Ranieri.
Ironisnya lagi, kabar pemecatan ini sebenarnya sudah diketahui para pemain, sebelum pertandingan lawan Sevilla.
Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Minggu (26/2/2017)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.