Oknum Wasit Dinilai Rampok Kemenangan Semen Padang Atas Arema
Andre Rosiade menilai ada yang tak beres dengan kinerja wasit dalam laga Arema FC dan Semen Padang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil pertandingan antara Arema FC dan Semen Padang FC di leg 2 Semifinal Piala Presiden 2017 yang berakhir dengan skor 5-2 untuk kemenangan tuan rumah mengundang tanda tanya besar.
Tokoh muda minang yang langsung hadir di Stadion Kanjuruhan Malang, Andre Rosiade menilai ada yang tak beres dengan kinerja wasit.
Menurutnya, ada dua gol Arema yang off side yakni di gol pertama dan
gol keempat.
Pada gol pertama, pada tayangan ulang jelas-jelas Gonzales sudah berada di belakang pemain Semen Padang.
Lalu di gol keempat, Gonzales sudah ada di depan pengumpan. Ia menilai, Semen Padang jelas dirugikan.
“Ini aneh. Semen Padang selalu dirugikan setiap bermain dengan Arema di laga krusial. Ntah itu di Padang ataupun di Malang. Di babak
delapan besar ISL 2014, pelanggaran di kotak penalti Arema justru diabaikan wasit, dan ada beberapa kejanggalan lainnya, seolah ada mafianya,” kata Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti era Reformasi ini, Senin (6/3/2017)
Belum lagi soal Iwan Budianto. Andre mempertanyakan kenapa seorang Iwan Budianto yang jelas-jelas Ketua Panpel Piala Presiden ada di bench
Wasit.
Harusnya, tempat itu kan untuk LGC, Media Officer, dan wasit cadangan. Ini sangat janggal dan menimbulkan multitafsir.
Andre mengaku tak ingin berprasangka buruk. Tapi, keberadaan Iwan disana disebut Andre sangat tidak etis. Andre khawatir, jika ini tak kunjung dituntaskan, bisa menjadi preseden buruk terhadap PSSI yang ingin membenahi sepakbola Indonesia.
Ia menyadari, pengelolaan sepakbola saat ini memang mengarah kepada industri. Tapi, industry tentunya tak harus mengorbankan sportifitas
dengan menghalalkan segala cara demi keuntungan dari sepakbola. Untuk itu, ia meminta PSSI untuk memperhatikan perkembangan ini.
“Jangan sampai ini (kekalahan Semen Padang) demi ratting televisi setelah tim besar lainnya, Persib Bandung, rontok di semifinal lainnya. Jadi, dikhawatirkan, jika yang main di final adalah PBFC dan Semen Padang, mereka khawatir rating rontok. Jika memang demikian adanya, ini jelas salah besar. Jangan korbankan sportifitas dengan industry,”ujarnya dengan nada tinggi.
Dengan kekalahan ini, Semen Padang gagal mengulang sukses tahun 2015 saat mampu menginjak babak final Piala Jenderal Sudirman.
Di Piala Presiden tahun 2017 ini sendiri akan berhadapan Pusammania Borneo FC dengan Arema.