Bobotoh Keluhkan Banyaknya Pungli di Stadion GBLA
Para bobotoh mendukung langkah manajemen Persib yang kembali mewacanakan akan menggunakan Stadion Si Jalak Harupat
Editor: Husein Sanusi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Zezen Zainal M
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Bobotoh Persib mengeluhkan maraknya praktik pungutan liar (pungli) di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) terutama di setiap Persib bertanding di stadion berkapasitas 38 ribu penonton tersebut. Tak hanya pungli, sejumlah bobotoh pun mengeluhkan maraknya praktik pemerasan yang diduga dilakukan oleh sejumlah orang di kawasan stadion.
Para bobotoh mendukung langkah manajemen Persib yang kembali mewacanakan akan menggunakan Stadion Si Jalak Harupat di Soreang Kabupaten Bandung. Bagi para bobotoh, Stadion Si Jalak Harupat lebih ramah dan nyaman dibanding Stadion GBLA Bandung.
Salah seorang pentolan Viking, Yana Umar mengakui pihaknya kerap mendapat keluhan dari para anggotanya mengenai maraknya praktik pungli dan pemerasan yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab di Stadion GBLA. Menurut dia, sudah banyak anggotanya yang menjadi korban pemerasan dan pungli.
"Viking dan bobotoh lain ingin ke Jalak Harupat lagi. Di GBLA enggak nyaman, terlalu banyak pemerasan dan pungli. Ini sangat mengganggu dan memberatkan para bobotoh," kata Yana saat ditemui Tribun di Graha Persib, Jalan Sulanjana Bandung, Jumat (7/4).
Hal senada juga diungkapkan Andri (27), salah seorang bobotoh Persib. Ia mengaku lebih setuju bila home base atau kandang Persib untuk mengarungi Liga 1 tetap di Stadion Si Jalak Harupat. Terlebih, kondisi lapangan Jalak Harupat pun lebih bagus dibanding lapangan Stadion GBLA yang rusak parah pasca digunakan PON XIX lalu.
"Selain itu di GBLA terlalu banyak pungli. Apa-apa harus bayar. Saya pernah dimintai uang hingga Rp 50 ribu. Padahal cuma parkir motor. Kalau enggak ngasih, kita diintimidasi sama beberapa orang," kata Andri, bobotoh Persib asal Antapani.
Selain meminta parkir di awal sebesar Rp 50 ribu, sepeda motor Andri pun sempat digotong sejumlah preman dan dipindahkan ke tempat lain. Ketika sepeda motornya hendak dibawa, Andri kembali dimintai uang sebesar Rp 100 ribu. Kontan ia pun menolaknya karena beralasan sudah bayar parkir.
"Ketika saya protes, beberapa preman malah turun mengerebuti saya dan teman. Jadi bobotoh mah lebih nyaman Persib main di Jalak Harupat. Enggak ada yang neko-neko di Jalak mah," tutur Andri. (Zam)