Bali United vs Bhayangkara FC: Widodo Siapkan Skema Agar Bali United Menang
Jelang laga pekan ke-10 Liga I Indonesia antara Bali United menjamu Bhayangkara FC (BFC), ada hal menarik yang patut dilihat.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Jelang laga pekan ke-10 Liga I Indonesia antara Bali United menjamu Bhayangkara FC (BFC), ada hal menarik yang patut dilihat.
BFC datang dengan kekuatan penuh. Tak satupun pemain mereka dipanggil gabung Timnas Indonesia U-22 yang bersiap melakoni laga uji coba internal kontra Kamboja, 8 Juni mendatang di Kamboja.
Sementara itu, di kubu tuan rumah Bali United, tanpa empat pemain yang dipanggil gabung Timnas U-22.
Irfan Bachdim, Miftahul Hamdi, Yabes Roni, dah Ricky Fajrin adalah empat Serdadu Tridatu yang memperkuat Timnas.
Keempat pemain ini, punya peran penting bersama Bali United.
Tanpa mereka, Bali United tidak se-solid seperti laga sebelumnya.
Pelatih BFC Simon McMenemy senang dengan kondisi ini.
Apalagi, skuat milik Mabes Polri itu baru saja mengalahkan Persib Bandung 2-0 di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi.
Mereka mengemas 15 poin dan berada di posisi ke-7 klasemen sementara Liga I Indonesia.
Pelatih Bali United, Widodo Cahyono Putro (WCP) telah menyiapkan skema yang tepat untuk menjamu BFC.
Mantan pemain nasional ini tidak khawatir dengan hilangnya keempat pemain. Justru Widodo merasa senang meski tanpa mereka.
Rasa senang WCP, karena klub yang ditangani menyumbang empat pemain ke Timnas Indonesia U-22. Klub terbanyak menyumbang adalah Bali United.
“Kami support pemain kami ke Timnas. Karena klub hadir untuk mencetak pemain Timnas. Saya merasa senang bisa menyumbang pemain ke Timnas. Rasa senang saya dengan pelatih BFC berbeda. Ia rasa senang karena pemainnya tidak ke Timnas,” kata Widodo.
Ia menambahkan, Bali United akan terus berusaha mencetak pemain muda untuk Timnas.
Apalagi owner Bali United Pieter Tanuri adalah Exco PSSI Pusat juga konsentrasi mencetak pemain muda lewat program pembinaan. Tentunya tim pelatih mendukung.
WCP mengatakan, itulah yang membuat dirinya ingin menjadi asisten pelatih di Timnas dan klub, karena merasa cukup sulit mencari pemain berkualitas untuk Timnas.
Sewaktu menjadi pemain, hal itu sangat dirasakan.
“Betapa sulit waktu jadi asisten pelatih di Timnas mendapat pemain berkualitas. Makanya saya terus mendorong pembinaan dan memberi kesempatan kepada pemain muda agar bisa mencetak pemain muda berkualitas,” ujarnya.