TRIBUNNEWS.COM, PORTO - Sebuah tudingan miring dilemparkan kubu FC Porto kepada rival beratnya Benfica.

Direktur Komunikasi FC Porto, Francisco Marques, mengklaim Benfica menggunakan jasa sihir untuk meraih berbagai prestasi.

Marquez mengaku telah bersaksi atas pertukaran surat elektronik (surel) antara Presiden Benfica, Luis Filipe Vieira dan Dr. Armando Nhaga dari Guinea-Bissau.

Menurut laporan dari Record, pada awalnya Nhaga mengklaim telah membantu Benfica saat memenangi kompetisi Liga Portugal musim 2015-16.

Ia mengaku telah melakukan hal tersebut tanpa diminta oleh jajaran manajemen Benfica.

Meski demikian, Nhaga mengatakan Benfica telah berutang pada dirinya sebesar 75 ribu pounds atau sekitar Rp 1,2 miliar atas jasanya itu.

Mendengar laporan tersebut, Vieira kemudian menolak memberikan bayaran sesuai tuntutan Nhaga.

Namun peristiwa tersebut justru semakin mendekatkan Viera dengan Nhaga.

Vieira diklaim penasaran dengan jasa Nhaga.

Ia lantas meminta Nhaga membuktikan jasa magisnya dengan membantu Benfica lolos dari babak 16 besar Liga Champions saat hadapi Borussia Dortmund Februari lalu.

Menurut laporan DC, Dokter tersebut kemudian membalas surel Vieira dengan melampirkan daftar harga atas jasa-jasanya di berikut ini:

1. 880 pounds atau sekitar Rp 15 juta: untuk memenangi setiap laga Liga dan Piala Portugal
2. 4,400 pounds atau sekitar Rp 76 juta: untuk memenangi final Piala Portugal dan Piala Liga Portugal
3. 4,400 pounds atau sekitara Rp 76 juta: untuk memenangi Piala Super
4. 8,800 pounds atau sekitar Rp 152 juta: untuk setiap kemenangan di babak grup Liga Champions
5. 26,500 pounds atau sekitar Rp 457 juta: untuk memenangi setiap laga babak gugur Liga Champions
6. 88,000 pounds atau sekitar Rp 1,5 miliar: untuk memenangi Liga Portugal.
Meski demikian, Benfica gagal lolos dari babak 16 besar Liga Champions usai dikalahkan Dortmund 0-4 di leg kedua.

Vieira lantas mengirimkan surel ke Dr Nhaga untuk mencari tahu apa yang salah.

Dr Nhaga lalu membalas surel dari Vieira, "Siapapun yang melalukan kesepakatan tidak menjalankannya di waktu yang tepat."

"Master di Lisbon menunggu untuk berkomunikasi dan ketika mereka telah bernegosiasi, itu sudah telat," ujarnya.

Atas kasus ini, Porto menyangkal bahwa mereka sedang mencari kesalahan pada kubu Benfica dalam kasus korupsi sepak bola Portugal yang tengah diselidiki pihak berwajib.

Bahkan Marquez mengklaim kasus penggunaan sihir ini bakal membuka kasus yang lebih besar lainnya di sepak bola Portugal dan melibatkan Benfica.

Yang dimaksud "Master" di sini ialah tak lain saudara dari Nhaga sendiri yang mewakilkan Nhaga di Lisbon.

"Saya dapat mengatakan ini adalah skandal terbesar di dunia sepak bola Portugal," ujar Marques.