Bobotoh dan The Jakmania Berdamai, Ini Langkah Ridwan Kamil
Sebagai Bobotoh, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sangat menyambut baik perdamaian suporter Persib Bandung, Bobotoh dan Persija, The Jakmania.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Deklarasi perdamaian suporter Persija Jakarta, The Jakmania dan suporter Persib Bandung, Bobotoh, di beberapa wilayah perbatasan, termasuk Purwakarta mendapat tanggapan dari Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Menurut Emil, sapaan akrabnya, sebagai bobotoh sangat menyambut baik sejak dahulu perdamaian tersebut.
Dia mengaku telah lama mengampanyekan perdamaian antara kedua suporter di Indonesia itu.
"Dulu waktu Persib lawan Persija di Senayan (Stadion Gelora Bung Karno) saya datangi Persija sebagai bagian dari upaya perdamaian. Jadi, dengan momentum sekarang mudah-mudahan dapat permanen seterusnya," kata Emil di Jalan Ciungwanara, Jumat (4/8/2017).
Sepak bola merupakan organisasi kultural bukan struktural, sehingga dia berharap semua suporter dapat menaati semua aturan sepak bola dengan tidak melakukan hal aneh.
"Silakan rivalitas tapi jangan ada tindak kriminalitas. Kami juga sedang komunikasikan antarkedua suporter dan mencari waktu tepat untuk mempertemukannya," ujar dia.
Impikan Perdamaian
Pascaperdamaian pada Minggu (30/7/2017), Koordinator The Jakmania Purwakarta, Deril (30), mengatakan anggotanya diwajibkan membuang segala atribut bernada kebencian terhadap Persib Bandung dan Viking.
Atribut yang dimaksud di antaranya adalah bendera dan pakaian.
"Setelah aksi ini, saya minta semua The Jakmania memusnahkan, membakar semua atribut yang berisi kebencian dan permusuhan. The Jakmania dan Viking bersaudara," ujar Deril di sela aksi.
Hal senada dikatakan Ketua Viking Purwakarta Raya, Yosep Rizal alias Kecap. Ia memerintahkan semua Bobotoh untuk tidak lagi memakai atribut bernada kebencian.
"Kami harap baik bobotoh asal Purwakarta atau di manapun bisa menggelar perdamaian di daerahnya masing-masing. Kemudian ditindaklanjuti dengan tidak lagi memakai atribut bernada kebencian," ujar Kecap.
Kedua suporter dari dua klub yang bermusuhan di lapangan hijau ini memiliki mimpi yang belum terealisasi.