Barcelona Dilema, Teriakan Referendum Catalunya Semakin Membahana
Referendum Catalunya yang direspons dengan kekerasan oleh Pemerintah Spanyol semakin membuat tensi politik meninggi.
Editor: Y Gustaman
![Barcelona Dilema, Teriakan Referendum Catalunya Semakin Membahana](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/oknum-bersenjata-tembak-kerumunan-pemilih-di-venezuela_20170717_161659.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, SPANYOL - Referendum Catalunya yang direspons dengan kekerasan oleh Pemerintah Spanyol semakin membuat tensi politik meninggi.
Sejak lama, wilayah Catalunya memang merasa bukan bagian dari Spanyol. Suara-suara untuk merdeka sering muncul, bahkan kampanye merdeka juga kerap mewarnai laga Barcelona.
Klub sepak bola FC Barcelona pun seolah menjadi simbol aspirasi Catalunya. Apalagi, motto klub mengesankan hal itu, yakni "Més que un club" yang artinya Barcelona bukan sekadar klub.
Dan, 1 Oktober 2017, Catalunya menggelar referendum.
Meski dianggap ilegal oleh pemerintah Spanyol, namun referendum tetap berjalan dengan 2.300 kotak suara.
Baca: Begitu Sedihnya Pique di Hari Referendum Catalunya, Rela Pensiun dari Timnas Spanyol
Baca: Suhu Politik Memanas, Messi Siap Hengkang dari Barcelona
Balasannya, Pemerintah Spanyol mengirim polisi dalam jumlah besar ke Catalunya untuk mencegah referendum.
Sebanyak 319 kotak suara ditutup hingga menimbulkan protes besar.
Polisi lalu merespons dengan pentungan dan peluru karet, hingga ratusan orang terluka.
Polisi Catalunya di bawah perintah polisi dari Madrid dan harus melakukan instruksi yang sama.
Tak jarang banyak polisi Catalunya yang menangis, karena harus bentrok dengan warganya sendiri.
![Polisi Catalunya menangis](http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/polisi-catalunya-menangis_20171003_022516.jpg)
Serangkaian kekerasan itu, menurut analis BBC di Barcelona, Tom Burridge, justru membuat teriakan merdeka di Catalunya semakin membahana.
Pemerintah Catalunya mengklaim, 90 persen pemilih dalam referendum menghendaki merdeka.