Hanya Sehari Bali United Diminta AFC Sempurnakan Kekurangan Lapangan Wayan Dipta
Ada gawean tak kalah berat harus dirampungkan Bali United hanya dalam waktu sehari jelang laga melawan Tampine Rovers.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, Marianus Seran
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Ada gawean tak kalah berat harus dirampungkan Bali United hanya dalam waktu sehari jelang laga melawan Tampine Rovers.
Bali United akan menjamu Tampine Rovers dalam laga play off Liga Champions Asia di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (16/1/2018) malam.
Namun, ada masalah dengan lebar lapangan kandang Bali United itu merujuk hasil verifikasi Komisi Pertandingan AFC, Rashid Al Dosari, Minggu (14/1/2018).
Berbekal alat pengukur cahaya atau lux meter, Rashid Al Dosari menemukan kelebihan pada titik ukuran pojok lebar lapangan kedua sisi.
"Menurut Dosari, infrastruktur sudah memenuhi standar. Hanya dua sisi lapangan (lebar) dikurangi dua meter. Dari 74 meter, harusnya 70 meter. Panjang tidak ada masalah," kata Richi.
Sementara untuk penerangan Stadion Kapten I Wayan Dipta, menurut verifikasi Rashid Al Dosari tidak ada masalah.
Hanya ukuran lebar lapangan yang harus dikoreksi dalam sehari. Sementara ruang ganti dan fasilitas lainnya sudah memenuhi standar yang diinginkan AFC.
"Sebelum laga dimulai sekali lagi dilakukan pengecekan. Jumlah kursi dan semua fasilitas tidak ada masalah," Richi menambahkan.
Selama berada di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Rashid Al Dosari langsung memantau seluruh detilnya tanpa terlewatkan. Ruang ganti yang pertama kali ia periksa.
Setelah itu mengukur penerangan lampu di Stadion Dipta setelah dinaikkan dari 800 lux menjadi 1200 lux. Ia juga mengukur ukuran setiap sisi lapangan, seperti gawang, diameter tiang gawang, panjang sisi kiri dan kanan lapangan.
Rashid juga mengukur lebar lapangan dan melihat papan skor elektronik.
Terkait laga nanti, AFC menerapkan regulasi yang ketat di ajang Liga Champions Asia dan Piala AFC. Di antaranya denda untuk pelanggaran yang dilakukan penonton.
Salah satu sanksi tersebut adalah sanksi pelemparan botol oleh penonton ke dalam lapangan. Denda pelanggaran jenis ini cukup tinggi.
Nominal denda itu sangat jauh lebih besar dari denda dalam regulasi yang biasa diterapkan di Liga 1. Jika pada satu titik ada lima botol dilempar penonton, Bali United disanksi Rp 67 juta.
Kalau ditemukan 10 botol, maka dendanya 10.000 dolar AS (Rp 135 juta). Bisa dibayangkan jika ada 20 pelemparan botol di Stadion Kapten I Wayan Dipta saat menjamu Tampines Rovers.
Bali United bakal didenda sebanyak Rp 270 juta, nominal yang setara dengan Evan Dimas yang menerima gaji Rp 269,7 juta per bulan bersama Selangor FA.