Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Tulang Tengkorak Retak, Ryan Mason Terpaksa Pensiun Dini

Ratusan pendukung Tottenham Hotspur mengelu-elukan nama Ryan Mason saat Spurs bermain imbang 2-2 kontra Juventus

zoom-in Tulang Tengkorak Retak, Ryan Mason Terpaksa Pensiun Dini
getty/dailymail
Bek Chelsea, Gary Cahill (biru) menanduk bola namun mengenai kepala Ryan Mason. 

TRIBUNNEWS.COM -  Ratusan pendukung Tottenham Hotspur mengelu-elukan nama Ryan Mason saat Spurs bermain imbang 2-2 kontra Juventus dalam leg pertama 16 besar Liga Champions di Stadion Allianz, Turin, Rabu (14/2) dini hari.

Sebuah aksi sangat simpatik, mengingat Mason kini tak lagi berbaju Spurs. Sejak 2016 lalu, sang gelandang telah menjadi pemain Hull City.

Para fan The Lilywhite menyebut-nyebut nama Mason sebagai penghormatan setelah pemain 26 tahun itu menyatakan resmi mundur dari dunia sepak bola karena alasan medis

Ia memang pemain jebolan akademi sepak bola Tottenham. Meniti karier dari tim Spurs yunior, ia kemudian sempat delapan tahun membela Tottenham, sebelum pindah ke Hull pada 2016.

Mason mengalami cedera sangat serius setelah berbenturan kepala dengan bek Chelsea, Gary Cahill pada 22 Januari 2017 lalu. Saking kerasnya benturan itu hingga membuat tulang tengkoraknya retak.

Beruntung nyawa Mason terselamatkan karena dia dibedah hanya 61 menit setelah insiden. Ia bahkan mengaku sempat merasakan sensasi keluar dari tubuh dalam perjalan ke rumah sakit, serta bersyukur masih bisa hidup.

Namun setelah 13 bulan lamanya menjalani pemulihan, satu keputusan berat harus diambil Mason. Melalui laman resmi Hull, eks Spurs itu diumumkan telah putuskan untuk gantung sepatu seiring saran ahli saraf dan ahli bedah yang menangani cederanya.

BERITA TERKAIT

"Saya telah berkonsultasi dengan sepuluh dokter spesialis syaraf. Dan semunya memberikan saran serupa, yakni tak merekomendasikan saya untuk bermain lagi," ujarnya berlapang dada.

"Adalah tak mungkin bagi seorang pesepak bola untuk bermain tapi selalu menghindari situasi menyundul bola. Saya harus realistis. Dan saya mengambil keputusan ini dengan hati tenang, dan penuh pertimbangan," ujar Mason yang hanya pernah sekali membela timnas Inggris ini.

Untuk rencana selanjutnya, pria kelahiran Enfield, Inggris 13 Juni 1991 ini ingin merintis karier sebagai pelatih. Bidikan pertamanya adalah melatih tim akademi Tottenham.  "Saya menghabiskan waktu 18 tahun atau 19 tahun di Tottenham. DNA Tottenham mengalir dalam darah saya. Saya Tottenham man. Dan ke sini pula saya akan kembali," ujarnya.

Pihak Tottenham pun menyambut keinginan Mason dengan tangan terbuka. Pelatih Mauricio Pochettino menyebut akan membuka pintu lebar-lebar untuk menerima Mason. "Kapan saja ia bisa datang ke sini," kata Pochetino. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas