Sepakbola Indonesia Punya Masalah Klasik Soal Penunggakan Gaji Pemain FIFA Bisa Kenai Sanksi
PSIM mendapatkan surat peringatan dari FIFA dikarenakan masalah penunggakan gaji pemain.Ada tiga pemain yang belum mendapatkan gaji dari PSIM
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PSIM Yogyakarta mendapatkan surat peringatan dari FIFA dikarenakan masalah penunggakan gaji pemain.
Ada tiga pemain yang belum mendapatkan gaji dari PSIM Yogyakarta pada musim 2012.
Pemain tersebut adalah Kristian Adelmund, Lorenzo Rimkus, dan Emile Linkers.
Ketiga pemain asal Belanda itu bermain untuk PSIM pada Divisi Utama 2012.
Sepak bola Indonesia memang memiliki masalah klasik yang berpotensi mendapatkan sanksi oleh FIFA, salah satunya penunggakan gaji pemain.
Tiga sanksi FIFA yang membayangi akibat masalah klasik di sepak bola Indonesia:
1. Pembekuan Klub
Pembekuan klub menjadi sanksi apabila klub tidak membayarkan gaji pemain.
Seperti yang dialami oleh Persikabo Bogor yang terancam dibekukan karena penunggakan gaji pemain.
Jacques Joel Tsimi melaporkan Persikabo ke FIFA karena menuntut gaiji yang belum dibayarkan.
(Baca Juga: Media Ghana Bocorkan Klub Baru Michael Essien, Masih dari Asia)
Pemain asal Kamerun itu bermain untuk Persikabo saat bermain di Divisi Utama Liga Indonesia 2013.
CEO Persikabo, Effendi Syahputra mengaku akan mengajukan banding atas vonis sidang FIFA yang berlangsung di Zurich, Swiss.
"Saat ini kami sedang mengupayakan banding atas putusan itu," kata Effendi Syahputra.
2. Denda
Sanksi denda dapat dikenakan oleh klub, seperti yang dialami oleh Persebaya Surabaya dan Persires Bali Devata dan PSIS Semarang.
Ketiga klub tersebut dikenai sanksi denda dikarenakan mempublikasi data Transfer Matching System (TMS) FIFA yang bersifat rahasia di media sosial.
"Persebaya Surabaya dan Persires Bali Devata masing-masing didenda 25 ribu CHF karena mempublikasikan data rahasia dari TMS pada Twitter yang berafiliasi dengan klub."
Persebaya dan Persires didenda Rp 318 juta, PSIS didenda Rp 191 juta.
"Sementara PSIS Semarang mesti membayar denda 15.000 CHF karena me-retweet dan mempublikasikan surat rahasia yang dikirim oleh TMS FIFA," demikian pernyataan resmi FIFA.
3. Kehilangan Hak Keanggotan FIFA
Hal ini pernah terjadi ketika Indonesia dikenai oleh sanksi FIFA pada 2015.
Saat itu pemerintah Indonesia dianggap campur tangan terhadap sepak bola nasional.
"Sanksi bagi PSSI langsung berlaku dan untuk waktu yang tidak ditentukan sampai PSSI bisa mematuhi peraturan Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA," demikian bunyi pernyataan FIFA dalam surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Jerome Valcke.
"Selama disanksi, PSSI kehilangan hak keanggotaan (c.f Pasal 12 ayat 1 Statuta FIFA) dan seluruh wakil asal Indonesia (timnas maupun klub) dilarang melakukan hubungan internasional, termasuk terlibat di kompetisi FIFA dan AFC (c.f khususnya Pasal 14 ayat 3 dari Statuta FIFA)," ujar FIFA.
"Sanksi kepada PSSI juga membuat setiap anggota dan ofisial mereka tidak bisa mendapatkan keuntungan apa pun dari program pengembangan FIFA dan AFC, kursus, atau latihan selama dijatuhi sanksi," lanjut pernyataan tersebut.
Sanksi itu berdampak pada tidak adanya kompetisi resmi di Indonesia pada 2015 dan 2016.
Kemudian timnas Indonesia dilarang tampil di ajang internasional resmi FIFA.
Di antaranya, timnas Indonesia didiskualifikasi dari Kualifikasi Piala Asia 2019.