TRIBUNNEWS.COM - Nasib apes pemain Liverpool, Mohamad Salah, di Liga Champions, masih menyedot banyak perhatian dari khalayak luas.

Di final Liga Champions, Salah mengalami cedera bahu, hingga dia terancam tak bisa tampil di Piala Dunia Rusia 2018.

Nah, tak hanya masyarakat, ada juga ulama yang juga membahas apa yang terjadi pada Mohamad Salah.

Salah satu ulama itu adalah ulama asal Kuwait, Mubarak al-Bathali.

Lewat Twitter, Mubarak al-Bathali menuliskan anggapannya soal Mohamad Salah.

Dikutip dari Russia Today, al-Bathali menulis pendapatnya itu dalam tulisan Arab.

Al-Bathali meyakini, Mohamad Salah mendapat hukuman dari Allah karena membatalkan puasanya.

"Tuhan menghukumnya. Sayang, dia kini harus menanggungnya,"

"Jangan berpikir orang Muslim percaya bahwa hidup itu hanya berdasar akal (rasional) dan usaha saja. Tetapi hidup ditentukan oleh tangan Tuhan, datang kepada siapa dia mau, apakah sudah kerja keras atau tidak rajin sekalipun,"

"Barangkali, cedera ini adalah berkah untuknya (Salah)," ujar Al-Bathali.

Menurut Russia Today, Mohamad Salah diyakini tidak berpuasa saat tampil di Liga Champions.

Ia tidak berpuasa karena berlaku sebagai musafir yang melakukan perjalanan jauh dari Inggris ke Kiev, Ukraina.

Hal ini biasanya diperbolehkan dalam hukum agama Islam.

Meski demikian, Mubarak al-Bathali mengatakan, Salah tidak bisa menjadikan 'bermain bola' itu sebagai alasan membatalkan puasa Ramadan, sehingga ia mendapat hukuman dari Tuhan.