Putri Pelatih Sriwijaya FC Ungkap Ada Campur Tangan Politik di Sebuah Klub Liga 1
Kini, Sriwijaya FC ditinggal sosok penting, seperti Hamka Hamzah, Makan Konate, Adam Alis, dan Alfin Tuasalamony.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Eksodus sederet pilar penting Sriwijaya FC pada putaran kedua Liga 1 2018 dikaitkan dengan isu tak sedap.
Kencang berhembus bahwa kepergian delapan pemain Sriwijaya FC adalah karena tunggakan gaji.
Namun kabar lebih lanjut, hancurnya skuat Sriwijaya FC pada penghujung putaran pertama karena ada campur tangan politik.
Putri pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, yakni Febia Aldina Darmawan membeber praktik politik yang memayungi sebuah klub Liga 1.
Hal itu diungkapkan Febia melalui unggahan di akun pribadi lewat fitur Instagram story.
Memang, dalam unggahannya, Febia tak mencantukan nama Sriwijaya FC.
Namun, saat itu juga muncul dugaan kuat bahwa klub yang dimaksud tak lain adalah Laskar Wong Kito.
Tak pelak, rentetan ungkapan yang dilontarkan Febia mendadak viral seketika.
"Ada salah satu tim sepak bola yang menjadi kebanggaan masyarakat di daerah tersebut," tulis Febia.
"Sejak musim baru bergulir, kelihatannya memang orang-orang di balik tim sepak bola ini serius untuk membuat timnya menjadi semakin maju bahkan sampai punya target juara."
"Datanglah hari saat Pilkada dilaksanakan. Dan ternyata hasil tidak sesuai dengan harapan. Sepak bolanya? Ya ikutan hancur," lanjutya dalam tulisan itu.
Febia merasa, dirinya cukup prihatin dan berharap agar sepakbola tak dicampuri dengan urusan politik.
"Miris adalah ketika sepak bola hanya dijadikan media untuk berpolitik bagi segelintir orang yang tidak bertanggung jawab."
"Jangan ganggu sepak bola kami dengan politik," harapnya dalam tulisan di unggahan tersebut.
Kini, Sriwijaya FC ditinggal sosok penting, seperti Hamka Hamzah, Makan Konate, Adam Alis, dan Alfin Tuasalamony.
Sementara pelatih Rahmad Darmawan yang sebelumnya dikabarkan akan cabut nyatanya masih dipertahankan manajemen.