Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Nilai Persepakbolaan Nasional Busuk dan Kotor, Bupati Banjarnegara Mundur dari Jabatan di PSSI

"Setelah kami jalani sampai Liga 3 kemarin ternyata kotor alias busuk, saya anggap kotor, semua permainan menggunakan uang," katanya.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Nilai Persepakbolaan Nasional Busuk dan Kotor, Bupati Banjarnegara Mundur dari Jabatan di PSSI
KOMPAS.com/Iqbal Fahmi
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Banjarnegara. 

TRIBUNNEWS.COM - Karut-marut dunia sepakbola Indonesia mendapat respons luar biasa dari seorang pejabat publik.

Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Banjarnegara.

Keputusan tersebut disampaikan Budhi Sarwono di hadapan jajaran pengurus Askab PSSI Banjarnegara di Pringgitan Rumah Dinas, Kamis (29/11/2018).

Budhi memilih mundur dengan alasan ingin fokus dalam pemerintahan dan pembangunan infrastruktur Banjarnegara.

Pernyataan mundur ini juga sebagai wujud protes keras terhadap kondisi persepakbolaan di Indonesia.

"Karena persepakbolaan setelah kami jalani sampai Liga 3 kemarin ternyata kotor alias busuk, saya anggap kotor, semua permainan menggunakan uang," katanya.

Pada waktu bersamaan, manajer timnas putri U-16 Indonesia, Lasmi Indaryani, yang juga merupakan anak kandung dari Budhi Suwarno, ikut mundur dari jabatannya.

BERITA REKOMENDASI

Lasmi Indaryani telah memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya lantaran prihatin terhadap karut-marut dunia persepakbolaan Tanah Air.

"Hari ini juga saya akan mengirim surat pernyataan mundur ke Asprov PSSI Jawa Tengah," ujarnya.

Keduanya mundur lantaran prihatin terhadap kekacauan di dunia persepakbolaan Indonesia.

Dia menilai bahwa dunia sepak bola di bawah PSSI selama ini tidak profesional dan tidak dijalankan dengan baik.

Dia berharap dunia persepakbolaan ke depan dapat lebih bersih dan profesional.


"Kami buta awalnya soal bola, tetapi kalau dengar soal mafia bola, ya selalu dengar."

"Namun, ini mungkin baru mengalami dan benar-benar shock. Ternyata sangat parah. Jadi, kami putuskan untuk tidak ikut di dalamnya," katanya.

Sumber: BolaSport.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas