Persebaya Surabaya Mengenang Eri Irianto
19 tahun lalu, legenda Persebaya Eri Irianto mengembuskan nafas terakhirnya saat membela Persebaya melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 Nopemb
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - 19 tahun lalu, legenda Persebaya Eri Irianto mengembuskan nafas terakhirnya saat membela Persebaya melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 Nopember.
Menurut berbagai sumber, kala itu Eri Irianto sempat pingsan dan dilarikan ke rumah sakit usai bertabrakan dengan pemain PSIM Yogyakarta, Samson Noujine Kinga.
Namun, di malam yang sama yakni, 3 April 2000, Eri Irianto dinyatakan meninggal oleh pihak Rumah Sakit Dr. Soetomo lantaran serangan jantung.
Untuk menghormati jasa dan perjuangannya selama di Persebaya, nama Eri Irianto kemudian dijadikan sebagai nama wisma Persebaya, 'Wisma Eri Irianto'.
Setelah itu, nomor 19 yang melekat dengan sosok Eri Irianto, dipensiunkan dari klub serta kostum yang sempat ia gunakan berlaga disimpan rapi dalam sebuah lemari kaca di mess Persebaya.
Eri Irianto merupakan gelandang legendaris Persebaya yang turut membawa nama Bajul Ijo berada di peringkat kedua Piala Indonesia tahun 1998/1999.
Pria kelahiran Sidoarjo, 12 Januari 1974 itu mengawali kariernya di klub Petrokimia Putra pada musim 1994-1995.
Ia juga sempat bergabung dengan klub Malaysia, Kuala Lumpur FA sebelum merapat ke skuat Persebaya Surabaya.
Untuk mengenang 19 tahun kepergian legenda Persebaya Eri Irianto, Bonek beserta dukungan dari manajemen klub menggelar penghormatan dengan aksi Minutes of Silence.
Penghormatan Minutes of Silences ini merupakan pembacaan doa untuk si tendangan gledek, Eri Irianto di menit ke-19.
Kemudian dilanjut dengan standing applause pada menit ke-20.
Eri Irianto dianggap sebagai sosok yang begitu diidolakan oleh Rendi Irwan yang kini juga merupakan gelandang di Persebaya.
Perginya Eri Irianto bukan hanya duka bagi Persebaya, namun juga duka bagi sepak bola tanah air.
Hal itu lantaran, Eri Irianto juga berperan penting dalam Timnas Indonesia.