Beberapa Alasan Djanur Lakukan Rotasi Saat Persebaya Bertamu ke Markas Madura United
Djanur selalu masukkan tiga pemain pengganti di babak kedua. M Hidayat, Osvaldo Haay, dan Oktafianus Fernando.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman buka peluang lakukan rotasi, kala timnya hadapi Madura United, Leg 2 semifinal Piala Presiden 2019 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP), Sabtu (6/4/2019).
Terlebih, disampaikan Djanur, komposisi pemain di skuatnya saat ini, cukup merata.
Bahkan di dua laga terakhir, hadapi Tira Persikabo (29/3/2019) dan Madura United (3/4/2019), Persebaya sukses bisa mengubah keadaan melalui skema pergantian pemain.
Dua laga itu, dengan skema sama, Djanur selalu masukkan tiga pemain pengganti di babak kedua. M Hidayat, Osvaldo Haay, dan Oktafianus Fernando.
“Terbukti ketika kami melakukan pergantian pemain tidak merubah ritme, bahkan bisa menaikkan tempo seperti yang kami inginkan,” terang Djanur saat jumpa pers di Pamekasan, Jumat (5/4/2019).
“Artinya kami miliki pemain yang sama baiknya. Jadi sangat mungkin dilakukan rotasi, walaupun tidak akan besar-besaran,” tambah pelatih 55 tahun tersebut.
Rotasi sangat mungkin dilakukan, setelah mepetnya persiapan, hanya berjarak dua hari dari Leg 1, saat bermain di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Rabu (3/4/2019) lalu.
Bahkan, karena mepetnya waktu pertandingan, Persebaya tidak sempat lakukan latihan di Surabaya. Satu-satunya latihan yang bisa dilakukan, official training di SGRP sore ini.
Namun demikian, Djanur memastikan semua pemain yang ia bawa ke Madura siap diturunkan.
“Kami harus maksimalkan situasi yang ada. Insya Allah semua pemain siap, kecuali kemarin yang tidak turun, masih belum siap, yang lainnya tidak ada masalah,” tutup mantan pelatih Persib dan PSMS Medan tersebut.
Pemain yang dimaksud adalah Ruben Sanadi, absen di Leg 1 karena alami cedera fissure pada lutut kanannya.
Perbaiki Kelemahan-Kelemahan
Meski menang di leg pertama, Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang Nurdjaman mengaku tidak puas timnya hanya menang tipis di Stadion Gelora Bung Tomo, Rabu (3/4/2019).
Djanur melihat sejumlah kekurangan Persebaya yang mesti diperbaiki saat melakoni leg kedua di kandang Madura United.
Satu di antara kekurangan tersebut adalah kontrol mental dan emosi pada tensi laga yang sangat tinggi.
Pada leg pertama, pemain Persebaya tampak tertekan secara permainan. Kurangnya kontrol tersebut menyebabkan terbuangnya sejumlah peluang.
Terlebih menjelang akhir laga, Madura United dalam kondisi tertekan usai pelatih dan satu pemainnya diusir wasit.
Dejan Antonic keluar akibat melakukan protes berlebihan dan Asep Berlian karena menerima dua kartu kuning.
"Kita harusnya bisa berbuat lebih karena tercipta beberapa peluang tapi kita tidak beruntung. Harusnya bisa terjadi gol tapi tidak," kata Djanur, Rabu (3/4/2019).
Djanur menilai pemainnya tidak bisa menambah pundi gol lantaran sedang tidak beruntung saja.
Di antaranya seperti tendangan bebas dari Amido Balde yang tipis melebar di tepi gawang Madura United.
Meski begitu, Djanur mengisyaratkan, ketidakmampuan untuk memanfaatkan peluang-peluang tersbeut menjadi satu di antara kelemahan yang hars diperbaiki Bajul Ijo.
"Tapi tidak beruntung harusnya tadi bisa tercipta gol tapi inilah sepakbola," ujar mantan pelatih Persib Bandung.
Setelah ini, Persebaya akan bertandang ke markas Madura United di Stadion Gelora Ratu Pamelingan pada 6 April 2019.
Laga leg kedua tersebut akan menjadi penentu bagi kedua tim untuk melaju ke babak final Piala Presiden 2019.
Dengan selisih 1 gol, peluang Madura United untuk melaju ke final masih terbuka lebar.
Tak Ada Pemain Bintang
Djanur juga menyentil ego pemain Persebaya.
Hal ini merujuk pada gestur Manuchekhr Dzhalilov yang menunjukan respon tidak senang ketika ditarik keluar dan digantikan oleh Oktafianus Fernando.
Baca: Dzhalilov Merengut Saat Diganti, Pelatih Persebaya: Tak Ada Pemain Bintang di Sini!
Melihat hal tersebut, Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang Nurdjaman (Djanur) akan memberi teguran kepada Dzhalilov.
"Saat tadi dia mengeluh diganti, saya akan tegur dia," ujar Djanur dengan tegas, Rabu (3/4/2019).
Mantan pelatih Persib Bandung itu menegaskan tidak ada pemain yang berhak marah saat ditarik keluar.
"Tidak ada pemain bintang di sini, siapapun bisa diganti. Balde, Dutra ataupun Hansamu bisa kita ganti," ujar Djanur.
Meski demikian, ia bangga dengan pemain asal Tajikistan itu karena semakin hari makin menunjukan ketajamannya.
Alhasil sejauh ini Dzhalilov telah menyumbang sebanyak lima gol di ajang Piala Presiden 2019.
Sekaligus menyamai torehan gol Bruno Matos striker Persija yang telah terhenti di babak 8 besar.
"Naluri dia aslinya emang penyerang makanya dia bisa cetak lima gol," jelas Djanur.
Sinyal Bahaya
Laga leg pertama semifinal Piala Presiden 2019 antara Persebaya Surabaya dan Madura United berlangsung cukup ketat, Rabu (3/4/2019).
Menjamu Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Gelandang Persebaya Surabaya Misbakus Solikin mengaku kesulitan.
"Sudah saya bayangkan sebelumnya pertandingan akan berjalan sangat ketat dan panas karena pemain mereka tidak mau kalah," kata Misbakus, Kamis (4/4/2019).
Menurutnya, pemain Madura United yang paling merepotkannya menjaga sektor lapangan tengah ialah Zah Rahan.
Misbakus Solikin menganggap, Zah Rahan adalah sinyal bahaya buat Bajul Ijo di leg kedua nanti yang bisa mengandaskan asa The Green Force ke Final Piala Presiden 2019.
Ia menilai Zah Rahan merupakan motor serangan dari Madura United yang kerap melepas umpan dan melakukan pergerakan berbahaya.
"Paling menyulitkan tadi karena ada Zah Rahan, dia kreator serangan Madura United, dia pemain yang sangat bagus," ujar Misbakus.
Meski demikian, Persebaya berhasil menuntaskan leg pertama itu dengan kemenangan tipis 1-0 dari Madura United.
Gol kemenangan Persebaya Surabaya dicetak oleh Manuchekhr Dzhalilov pada menit 64 usai menerima umpan dari Amido Balde.
Sementara itu, leg kedua di markas Madura United akan berlangsung di Stadion Gelora Ratu Pamelingan pada 6 April 2019 mendatang.