Taktik Stefano Cugurra Dianggap Aneh Saat Bali United Keok dari Persija: Ofensif Tapi Tak Menyerang
Turunkan skuat yang sama seperti leg I dengan formasi 4-3-3, justru Bali United lebih banyak men-delay permainan lewan Persija
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco gagal membawa Bali United ke babak semifinal Piala Indonesia 2018 usai takluk 0-1 dari Persija Jakarta, Minggu (5/5/2019) sore, di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Turunkan skuat yang sama seperti leg I dengan formasi 4-3-3, justru Bali United lebih banyak men-delay atau memperlambat waktu sejak babak pertama.
Persija Jakarta yang bermain dengan formasi 4-5-1 lebih mendominasi jalannya pertandingan.
Baca: Kata Teco Soal Insiden Lepas Jersey Stefano Lilipaly: Sebut Asisten Wasit Sebab Kalahnya Bali United
Baca: Persija Vs Bali United: Teco Minta Wasit Tak Kontroversial Seperti Laga PSM Vs Bhayangkara FC
Meski dalam kondisi kelelahan usai kembali dari Vietnam, skuat Macan Kemayoran tetap garang.
Unggul 2-1 di leg pertama, Bali United gagal mempertahankan agregat karena Persija mampu menang 1-0 di leg kedua.
Mereka unggul gol tandang.
Legenda sepak bola Bali, Wayan Sukadana, menilai harusnya Pelatih Stefano Cugurra Teco tetap bermain menyerang seperti di Stadion Dipta Gianyar jika kembali menurunkan materi pemain serupa.
Jika bermain menyerang, Persija Jakarta juga berpikir dua kali untuk melancarkan serangan ke pertahanan Bali United.
"Lihat formasi 4- 3-3 harusnya menyerang seperti bermain di Dipta. Persija akan berpikir dua kali menyerang. Saya heran kok tidak menyerang. Justru bermain ball possession (kuasai bola di daerah sendiri)," tegas Sukadana kepada Tribun Bali, Minggu (5/5/2019).
Mantan kapten Gelora Dewata ini merasa heran melihat strategi Teco dalam leg II. Akhirnya, Persija dominasi serangan.
"Kok bisa ya, harusnya ofensif. Mungkin pelatih berusaha mencari aman (unggul 2-1 leg I) jadi tak mau menyerang," jelas Sukadana.
Dia menambahkan, kemungkinan karena bermain away sehingga Coach Teco target seri 0-0 saat lawan Persija Jakarta.
Hal itu justru menjadi beban bagi Bali United.
"Harusnya jangan target seri. Tetap bermain normal. Saya lihat saat laga berlangsung berubah dengan formasi 3-4-3 sehingga peran Paulo Sergio tidak terlihat. Paulo Sergio karakter bebas sehingga lebih bagus bermain dengan 4-3-3," jelasnya.
Persija Jakarta bisa mencetak gol menurut Wayan Sukadana, karena mencoba menyerang dari sisi tengah.
Karena dari sisi bek kiri dan kanan, sangat rapi dijaga Ricky Fajrin dan Andhika Wijaya.
"Persija Jakarta justru membuat serangan dari tengah. Duel terjadi di gelandang karena gelandang Bali United hanya Nouri dan Fadil Sausu," katanya.
Bali United gagal lewat aksi penalti Ismed Sofyan menit 58 lewat titik putih setelah wasit Hendri Kristanto melihat bola menyentuh tangan Brwa Nouri di kotak penalti.
Sebut Asisten Wasit Biang Kekalahan
Bali United datang ke markas Persija Jakarta di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, dengan rasa percaya diri tinggi.
Asuhan Stefano Cugurra Teco ini yakin bisa melangkah ke babak semifinal dengan modal kemenangan kandang 2-1.
Pesta di depan mata itu buyar saat asisten wasit II Jursadat asal Kota Manado, mengangkat bendera tanda foul Brwa Nouri di dalam kotak penalti menit 53 terkena bola Novri Setiawan.
Malapetaka datang lewat titik penalti Ismed Sofyan menit 55 yang mengecoh kiper Spider Wan Wawan Hendrawan.
Bali United pulang tertunduk lesu.
Stefano Cugurra Teco, menuding asisten wasit ini sebagai aktor kekalahan Bali United, 1-0.
"Saya pikir pertandingan bagus. Bermain sama seperti di Bali. Cuma setelah babak kedua hakim garis (asisten wasit II) kasih penalti ke Persija. Tim saya mungkin hilang konsentrasi," tegas Teco usai laga kemarin.
Teco menilai sikap emosional Stefano Lilipaly juga akibat tidak puas pada keputusan para wasit di lapangan.
Stefano Lilipaly sampai melepas jersey Bali United dan tidak mau main lagi, menurut Teco, akibat keputusan wasit.
"Sampai hakim garis kasih penalti, saya pikir sebelumnya tim saya main bagus. Kita punya peluang. Setelah keputusan hakim garis, pemain saya emosi di dalam lapangan. Saya lihat wasit tidak bisa kontrol pemain kedua tim," ujar Coach Teco.
Namun, Teco mengatakan, tahu bahwa Stefano Lilipaly sangat respek terhadap semua pemain.
Hanya Stefano Lilipaly emosi pada keputusan hakim garis.
"Kita memberi selamat untuk Persija. Kita kembali untuk fokus ke Liga 1. Semoga liga cepat mulai," kata mantan pelatih Persija ini.
Kepada mantan anak didiknya di Persija Jakarta, Teco memuji kiper Andirtany dan Sahar Ginanjar yang tampil bergantian di leg I dan II babak perempat final Piala Indonesia.
"Di Bali kami bermain bagus, bisa menang. Hari ini babak pertama kita bermain bagus. Punya beberapa peluang cetak gol tapi Andritany sangat bagus. Seperti saat Sahar Ginanjar bermain di Bali. Bagus. Dua kiper main bagus," pujinya.
Terlepas dari kontroversi hadiah penalti, hasil yang ditorehkan Bali United sungguh mengecewakan.
Serdadu Tridatu yang tampil nyaris full team keok dari tuan rumah Persija Jakarta yang tampil tanpa delapan pemain penting, jadwal padat, dan didera lima kekalahan.
Bali United yang mengejar hasil imbang pada leg II perempat final Piala Indonesia, harus menyerah 0-1 dari Persija di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (5/5) sore.
Tim kebanggaan asal Bali ini pun tersingkir. Agregat imbang 2-2.
Namun Fadil Sausu dkk kalah produktivitas gol tandang setelah di leg pertama hanya menang 2-1 di Stadion Kapten Dipta, Gianyar, pekan lalu.
Seperti pada leg pertama, Bali United mendapat keuntungan dari kondisi internal Persija di leg kedua ini.
Delapan pemain Persija absen. Mereka adalah Shahar Ginanjar, Steven Paulle, Dany Saputra, Rohit Chand, Silvio Escobar, Yogi Rahadian, Rishadi Fauzi, dan Marko Simic.
Sementara Bali United tampil dengan materi terbaik. Ilija Spaso yang absen telah kembali tampil. Hanya Melvin Platje yang diparkir karena belum fit 100 persen.
Kemudian skuat Persija baru saja pulang dari Vietnam untuk berlaga di Piala AFC. Nyaris mereka tak punya waktu istirahat.
Mereka juga menelan kekalahan telak 3-0 di laga tersebut.
Sejak menit awal laga yang dipimpin wasit utama Hendri Kristanto asal Kabupaten Semarang, Bali United mencoba memainkan tempo.
Men-delay waktu dengan memainkan ball posession di lini belakang.
Namun Persija langsung tampil menyerang untuk mengejar gol kemenangan. Tekanan demi tekanan dilancarkan di menit-menit awal.
Sebaliknya Bali United terlihat tak bertenaga. Beberapa kali salah passing. Bahkan berisiko bagi tim.
Justru lawan yang kelelahan oleh padatnya jadwal lebih bertenaga.
Hanya dua kali Bali United sempat mencuri peluang lewat Fadil Sausu, namun tak berbuah gol.
Selebihnya tak ada ancaman ke gawang lawan.
Pelatih Stefano Cugurra Teco menarik Irfan Bachdim yang tampil di bawah form di awal babak kedua.
Sayangnya, pemain pengganti Miftahul Hamdi juga tak tampil maksimal.
Gawang Bali United pun akhirnya jebol menit 53.
Berawal dari sepekan Novri Setiawan yang dianggap menyentuh tangan Brwa Nouri di dalam kotak penalti. Wasit langsung menunjuk titik putih.
Penalti ini sempat diprotes pemain-pemain Bali United. Namun wasit tetap pada keputusannya.
Ismed Sofyan sebagai eksekutor kemudian sukses menipu kiper Wawan Hendrawan. Skor 1-0.
Bali United memiliki peluang emas lewat serangan balik cepat untuk menyamakan kedudukan.
Sayang, Stefano Lilipaly yang diandalkan sebagai striker dan kapten, gagal mengkonversi peluang itu menjadi gol.
Masuknya Sutanto Tan menggantikan Fadil Sausu menit ke-67 dan Spaso menggantikan Braw Nouri menit ke-77 juga tak memberi pengaruh berarti.
Laga ini pun berlangsung cukup keras.
Wasit mengeluarkan sejumlah kartu kuning dan dua kartu merah untuk gelandang Persija Jakarta Sandi Sute dan bek Bali United Made Andhika Wijaya.
Hingga waktu usai, laga penuh intrik ini menjadi milik Persija dengan kemenangan 1-0.
Dengan hasil ini, Persija melaju ke semifinal Piala Indonesia berkat keunggulan gol tandang di Dipta, dan Bali United pulang tangan kosong ke Bali.
Tekad Bali United juara pun pupus lagi. Sebelumnya, mimpi untuk menjuarai Piala Presiden juga tak terwujud.