Borneo FC Vs Arema FC: Singo Edan Punya Rekor Buruk, Milo: Saatnya Kami Catat Sejarah Baru
Laga yang berat bagi Singo Edan karena Arema FC memiliki cacatan kurang baik ketika berhadapan dengan Pesut Etam.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
"Semoga saja dengan persiapan yang sudah kami lakukan bisa meraih hasil bagus dikandang Borneo," jelasnya.
Duel Tim Terluka
Duel antara Borneo FC menghadapi Arema FC merupakan duel dua tim yang sedang terluka.
Di kubu tim tuan rumah, mereka gagal meraih kemenangan atas Bhayangkara FC, sempat unggul melalui Matias Conti, Borneo FC harus berbagi hasil dengan juara Liga 1 2017 tersebut usai Ramiro Fergonzi mencetak gol di menit akhir.
Arema FC bahkan lebih buruk, mereka menelan kekalahan cukup menyakitkan di laga perdana dengan skor 3-1 dari PSS Sleman, Singo Edan bahkan harus menghentikan pertandingan karena adanya bentrok antarsuporter di tengah laga.
Laga keduanya akan berjalan menarik, Borneo FC tentu akan mengincar kemenangan apalagi berstatus tuan rumah.
Namun bermain di Aji Imbut, yang bukan merupakan "rumah" dari Borneo FC nampak sedikit mempengaruhi penampilan Borneo FC di laga perdana.
Klub asuhan Mario Gomez tersebut tampak seperti demam panggung di laga pembuka menghadapi Bhayangkara, Pesut Etam baru bisa bermain lepas memasuki babak kedua.
Meraih hasil minor, Manajer klub Borneo FC, Dandri Dauri meminta para pemainnya segera bangkit dan meraih kemenangan atas Arema FC.
“Jangan sampai kita kehilangan angka penuh lagi di pertandingan berikutnya, seperti saya katakan tadi, hasil laga perdana baru awal dan hasil tersebut harus jadi pelajaran bagi pemain untuk mendapatkan hasil lebih bagus di pertandingan berikutnya,” tegas Dandri dikutip Tribunnews dari laman resmi klub.
Borneo FC terancam akan kehilangan motor serangan Renan Silva yang mengalami cidera paha dan membuatnya masih diragukan turun menghadapi Arema FC.
"Ketika berlari mendapatkan bloking dari pemain lawan, menyebabkan dia terkena kontraktur atau tertarik di otot betis," kata Physiotherapist Borneo FC, Lutfinanda Amary Septiandi.
Kontraktur merupakan pemendekan permanen dari kulit dan atau jaringan dibawahnya yang menyebabkan deformitas dan keterbatasan gerak.
Untuk pemulihannya, diperlukan waktu hingga dua hari untuk dilakukan observasi terlebih dahulu.