Pelatih LKG-SKF Indonesia Tidak Bebankan Timnya Juara Gothia Cup 2019
Tim LKG-SKF merupakan tim bentukan Liga Kompas U-14 berisikan 18 pemain terbaik yang kualitasnya dilihat ketika para pemain berlaga di Kompetisi Liga
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim LKG-SKF merupakan tim bentukan Liga Kompas U-14 berisikan 18 pemain terbaik yang kualitasnya dilihat ketika para pemain berlaga di Kompetisi Liga Kompas U-14 musim 2018/2019.
Tim LKG-SKF pun bulan dapan akan mewakili Indonesia untuk mengikuti kejuaraan Gothia Cup 2019 yang berlangsung di Swedia pada 14-20 Juli.
Pelatih LKG-SKF Jumhari Saleh mengatakan bahwa persiapan timnya sudah cukup baik, hanya saja tinggal mental bertanding para pemain yang harus terus ditumbuhkan.
“Saya tekankan ke pemain itu mental. Karena skill itu kan rata, tinggal mental yang di asah. Biasanya untuk seusia ini yang paling dominan itu di mental, makanya kita asah mental ini biar punya kepercayaan diri yang baik,” kata Jumhari saat ditemui setelah acara Meet The World di di The Lodge at Jagorawi Golf and Country Club, Bogor, Minggu (30/6/2019).
Sementara itu, soal target di Swedia nanti, Jumhari mengatakan dirinya tak membebankan target juara kepada anak asuhnya.
Hanya saja, para pemain harus mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan tetap disiplin dalam pertandingan nanti.
“Ya memang harusnya di usia dini ini tidak boleh ada beban. Tapi setidaknya saya sebagai pelatih, mereka harus mempunyai kedisiplinan diri pribadi dan untuk tim, masalah nanti di sana juara itu sebagai bonusnya saja,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan oleh coach Timo Scheunemann yang didatangkan panita Liga Kompas untuk memberikan motivasi kepada para pemain LKG-SKF yang akan berlaga di Swedia.
Menurutnya, pembinaan pesepakbola usia dini yang benar bukanlah menanamkan rasa untuk menjadi yang ternama melainkan menumbuhkan karakter-karakter dan skill pemain.
“Pembinaan yang benar itu pembinaan tetap diutamakan, soal hasil nomor dua yang penting bikin Indonesia bangga dulu dari sisi perjuangannya bukan dari segi hasil, karena pembinaan itu akan menciptakan pemain bukan mencari trofi,” kata Timo.