Liga Kelompok Usia, Perubahan Positif PSSI yang Harus Tetap Dijaga
Bukan sekadar wadah berkompetisi bagi pesepak bola muda, kompetisi kelompok usia diharapkan bisa mempermudah pelatih timnas mencari pemain.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PSSI akan memiliki nakhoda baru pada Januari 2020.
Hanya, siapa pun yang akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum di federasi sepakbola nasional ini, kompetisi kelompok usia sudah seharusnya tetap digelar.
Harapan inilah yang dititipkan oleh pengamat sepak bola nasional, M Rais Adnan.
“Kompetisi kelompok usia harus berlanjut. Jangan sampai dihilangkan program yang sudah ada ini. Mungkin memang perlu ada peningkatan dari yang ada sekarang, tetapi harus tetap jalan di masa yang akan datang,” ujar Rais dalam keterangan tertulis, Senin (21/10/2019).
Sebagaimana diketahui, PSSI menggeber Liga 1 U-16, Liga 1 U-18, dan Liga 1 U-20 pada tahun ini.
Liga 1 U-16 sudah berakhir dengan PS Tira-Persikabo berhasil menjadi juara setelah menang 2-1 kontra Bhayangkara FC, sementara Liga 1 U-20 ditutup dengan keberhasilan Persebaya sebagai kampiun lewat kemenangan adu penalti versus Barito Putera.
Selain itu, PSSI juga menggelar Piala Soeratin untuk kelompok usia 13 tahun, 15 tahun, dan 17 tahun.
Sekjen PSSI, Ratu Tisha, bahkan menyebut bahwa PSSI memiliki rencana menggelar kompetisi U-14 pada 2020.
Rais bahkan berharap format kompetisi kelompok usia saat ini tidak banyak diubah.
“Bila terlalu banyak diubah, klub malah bisa jadi bingung. Misalnya, dari Liga 1 U-20 kemudian diubah ke Liga U-21 seperti tahun sebelumnya, nanti tujuan dari kompetisi kelompok usia ini bisa tidak terwujud,” ujar Rais.
Bukan sekadar wadah berkompetisi bagi pesepak bola muda, kompetisi kelompok usia diharapkan bisa mempermudah pelatih timnas mencari pemain.
“Kompetisi kelompok usia ini tentunya muaranya adalah ke timnas. Pelatih timnas juga semakin gampang mencari pemain, tidak lagi harus ke pelosok daerah melakukan seleksi,” tutur Rais.
“Jadi, dengan adanya kompetisi kelompok usia ini, pembinaan sekarang dilakukan oleh klub, tidak lagi di timnas. Ketika dipanggil ke timnas, memang pemain yang sudah jadi,” katanya.