Aji Santoso Jadi Pelatih Persebaya Surabaya: Tularkan Spirit Juara 1997
Aji Santoso Jadi Pelatih Persebaya Surabaya : tularkan spirit Juara 1997, Kamis (31/10/2019)
Penulis: Gigih
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Aji Santoso Jadi Pelatih Persebaya Surabaya : tularkan spirit Juara 1997, Kamis (31/10/2019)
Aji Santoso resmi ditunujuk sebagai head coach Persebaya di Liga 1 2019.
Setelah ditunjuk menjadi pelatih Persebaya menggantikan Wolfgang Pikal, Aji Santoso langsung memimpin latihan sore ini.
Bertempat di lapangan Polda Jatim, Aji fokus mengembalikan filosofi bermain Persebaya.
Baca: Gara-gara Juara Liga Italia Melulu, Juventus Malah Memble
Baca: Persija Latihan Tertutup Jelang Hadapi Tira Persikabo
"Kita tidak punya banyak waktu untuk persiapan, tapi paling tidak saya tadi memperkenalkan kepada seluruh pemain bagaimana cara bermain Persebaya," terang Aji di laman resmi klub.
Pelatih yang pernah membesut Arema dan Timnas Indonesia tersebut ingin mengembalikan permainan bola pendek dengan aliran cepat khas Persebaya.
"Dari jaman dulu filosofi permainan Persebaya sebenarnya tidak berubah, mengandalkan umpan pendek cepat," kata Aji.
Namun, Aji tidak ingin sesumbar, ia mengaku tidak bisa langsung merubah Persebaya secara drastis.
Aji memilih untuk fokus untuk membangkitkan motivasi dan mental pemain.
"Dengan hadirnya saya, saya mulai dengan lembaran yang baru, spirit baru, saya minta anak-anak lupakan hasil yang lalu dan membawa semangat baru saat lawan PSM," ujar Aji.
Hadirnya Aji ke Persebaya juga seperti reuni juara tahun 1997, bersama Uston Nawawi dan Bejo Sugiantoro, Aji membawa Persebaya meraih gelar Liga Indonesia pada tahun tersebut.
Kini tiga legenda hidup tersebut kembali berkumpul sebagai tim pelatih Green Force.
"Saya melatih Persebaya ini seperti dream come true, waktu sebagai pemain saya dibesarkan Persebaya dan membesarkan Persebaya, bersama Coach Bejo dan Coach Uston membawa Persebaya juara tahun 97," kenang Aji.
Persebaya yang diperkuat sederet bintang lokal seperti Aji Santoso, Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, dan pemain asing Carlos de Mello serta Jacksen F. Tiago, tampil sangat dominan dan menjelma jadi The Dream Team yang tak terkalahkan.
"Saya juga pernah melatih Persebaya saat play off dan LPI, jadi menurut saya Persebaya tidak asing bagi saya. Saya memahami karakter suporter dan mengerti keinginan tim ini bermain," tandasnya.
Ini adalah periode ketiga Aji sebagai arsitek Bajol Ijo dan Ia bertekad menularkan pengalaman selama berkostum ijo-ijo kepada Ruben Karel Sanadi dkk.
Semasa menjadi pemain, Aji dikenal sebagai bek kiri dengan kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya.
Ia mengaku sulit menampik tawaran melatih Persebaya, apalagi, pelatih berusia 49 tahun ini memiliki ikatan emosional dengan tim kebanggaan Bonek tersebut.
Baca: Pengamat Sepak Bola Ancam PSSI jika Hal Ini Terjadi pada Kongres: Ngapain Bikin Saya Susah?
“Terima kasih saya diberi kesempatan melatih di Persebaya, dimana sebelumnya saya sempat mendapat tawaran, tapi situasinya tidak memungkinkan.," ujar Aji Santoso di laman resmi klub.
"Tentu saya menerima tawaran ini dengan pertimbangan matang, karena Persebaya adalah tim yang membesarkan saya,” kata Aji.
Dengan pengetahuannya terhadap kultur Persebaya, Aji bertekad mengembalikan marwah tim asal Kota Pahlawan tersebut.
Apalagi mantan pelatih Persela Lamongan tersebut merupakan kapten tim Persebaya saat menjuarai Liga Indonesia 1996-1997.
Ia juga membawa Persebaya melewati play-off ISL musim 2009-2010 dengan status sebagai caretaker.
Kemudian menjadi arsitek Persebaya pada era IPL.
“Ini adalah periode ketiga saya, pertama saat play-off promosi melawan PSMS Medan sebagai careteker, kemudian ketika IPL yang juara paruh musim, dan kemudian dihentikan.
Dimana salah satu pemain ada Rendi Irwan yang sekarang ada di tim,” beber Aji.
Lebih lanjut ia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Uston Nawawi dan Bejo Sugiantoro.
Ketiganya merupakan bagian dari Class of 97 yang mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia.
“Kebetulan kami sudah pernah bekerja sama, dan sejak komunikasi dengan manajemen, saya telah berbicara dengan mereka,” beber Aji.
Ditambah lagi, Aji bergegas mempersiapkan tim, Pasalnya Persebaya sudah harus meladeni PSM Makassar di Stadion Batakan, Balikpapan.
“Saya ingin menyampaikan kepada seluruh pemain agar selalu loyal kepada profesi, pemain harus total kepada Persebaya. Tidak hanya sekedar main,” ucapnya.
“Jelang pertandingan belum banyak yang bisa dibenahi, paling utama adalah mental bertanding pemain, fighting spirit dan cara bermain mereka.
"Tidak bisa satu dua hari bisa, pasti butuh waktu untuk proses. Tetapi paling tidak saya bisa mengajarkan filosofi yang saya bawa kepada pemain,” tandas Aji.
Sebelumnya Wolfgang Pikal mengundurkan diri sebagai pelatih Persebaya Surabaya, Rabu (30/10/2019)
Pelatih Persebaya Surabaya, Wolfgang Pikal mengundurkan diri dari kursi pelatih Bajol Ijo.
Hal ini terungkap dari laman Instagram Persebaya Surabaya.
"Saya mau bilang terimakasih untuk klub, manajemen dan pemain Persebaya Surabaya," ungkap Pikal.
"Dengan hari ini tanggal 30 Oktober, saya mundur sebagai pelatih kepala Persebaya, ini memang tanggung jawab sebagai head coach," lanjutnya.
"Ini resiko jadi pelatih, saya harap Persebaya bisa bangkit, maju, soalnya klub, manajemen luar biasa, all the best untuk masa depan Persebaya Surabaya," tutup mantan asisten pelatih Alferd Reidl ini.
Wolfgang Pikal mengundurkan diri usai rentetan hasil negatif yang diraih Persebaya Surabaya.
Rentetan hasil buruk tersebut juga mempengaruhi supporter yang kemudian ricuh pasca kekalahan dari PSS Sleman.
(Tribunnews.com/Gigih)