Sejarah Sepak Bola: Alvaro Recoba, Wonderkid Inter Milan yang Penuh Skandal dan Kekecewaan
Sejarah Sepak Bola: Alvaro Recoba, Wonderkid Inter Milan yang Penuh Skandal dan Kekecewaan
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNNEWS.COM - Alvaro Alexander Recoba Rivero atau dikenal dengan nama Alvaro Recoba, merupakan pemain Inter Milan yang cukup menjanjikan pada awal kedatangannya di Italia, Sabtu (23/11/2019).
Alvaro Recoba lahir di Montevideo, Uruguay, tepatnya 17 Maret 1976.
Recoba muda digaet oleh Inter Milan dari klub Nacional saat masih berusia 20 tahun.
Pemain yang memiliki julukan El Chino itu memperkuat Inter Milan selama 11 tahun, atau dari tahun 1997 hingga 2008.
Dilansir dari Transfermarkt, selama memperkuat Nerazzurri, Alvaro Recoba mencatatkan 261 pertandingan dan mengoleksi 71 gol.
Alvaro Recoba merupakan pemain yang bertipikal multiposisi, terbukti selama berkiprah di dunia sepak bola, mantan pemain Timnas Uruguay itu dapat bermain sebagai striker, gelandang serang, maupun di posisi winger.
Dilansir These Football Times, pada awal kedatangnnya di Inter Milan, Recoba tentu saja masih tertutup deretan pemain bintang seperti Ronaldo, Youri Djorkaeff, hingga Ivan Zamorano.
Meskipun demikian, pertandingan debutnya, Alvaro Recoba langsung menunjukkan kelasnya sebagai pemain muda yang menjanjikan.
El Chino mampu mencetak brace gol saat diturunkan sebagai pemain pengganti.
Kala itu Inter Milan tertinggal satu gol dari Brescia.
Recoba yang masuk di babak kedua menggantikan Maurizio Ganz, berhasil mencetak gol spektakuler dengan kaki kirinya.
Recoba berhasil membalikan keadaan setelah sukses mengeksekusi tendangan bebas dari sepertiga lapangan yang lagi-lagi lewat kaki kiri andalannya.
Dua gol yang dilesakkan pemuda Uruguay itu membuat namanya menjadi idaman para Interisti.
Kemahiran Recoba dalam eksekusi tendangan bebas, konon dapat disetarakan dengan maestro free-kick milik timnas Inggris, David Beckham.
Bedanya jika Beckham banyak menggunakan kaki kanan, maka Recoba memiliki kekuatan dan akurasi yang terletak di kaki kirinya, tentunya hal tersebut membuat Alvaro Recoba semakin mempesona di permainan Inter.
Lini serang Inter Milan yang ditempat Ronaldo, Youri Djorkaeff, hingga Ivan Zamorano membuat Recoba muda harus belajar beradaptasi denga budaya dan kultur sepak bola baru.
Di musim awal kedatanganya, Inter Milan berhasil finis diperingkat kedua dan berhasil meraih gelar Piala UEFA di musim 1997/1998.
Namun awal yang sulit kembali menanti Recoba di Inter, tepatnya di pertengahan tahun 1998/1999 ia dipinjamkan ke Venezia.
ALvaro Recoba oleh Marcelo Lippi disekolahkan le Venezia untuk menemah menit bertandingnya.
Marcello Lippi menjadi pelatih Inter Milan pasca Moratti mendepak Luigi Simoni dari kursi pelatih.
Selama di masa peminjaman, Reoba menunjukkan talentanya dengan melesakkan 11 gol dari 19 penampilan.
Recoba kembali ke Inter Milan untuk musim 1999/2000 dan menjadi pemain reguler di bawah Lippi, dan ia berhasil mencatatkan 27 penampilan.
Recoba bersama Inter Milan dalam kondisi terpuruk saat musim 2000/2001, dimana Nerazzurri secara mengejutkan tersingir dari kualifikasi Liga Champions.
Pada musim 2000/2001, Reoba mencatatkan 16 pertandingan di paruh pertama kompetisi serta berhasil mengoleksi delapan gol.
Ketika kegemilangan Recoba mula terasah, pemain asal Uruguay itu terkena kasus dengan sebutan skandal paspor.
Disinyalir ia dan pemain Amerika Selatan lainnya menggunakan paspor palsu ketika hijrah ke Eropa.
Pada Juni 2001, Avaro Recoba dilarang bermain di Liga Italia selama emusim.
Untungnya Recoba berhasil mengajukan banding dan membuat hukumannya menjadi ringan.
Sanksi yang diberikan berubah menjadi empat bulan larangan bertanding, tepatnya Desember 2001 ia sudah dapat bermain bagi Inter Milan.
Hingga akhir musim 2001, Alvaro Recoba selalu bermain reguler bersama Inter dan mencatatkan enam gol.
Meskipun demikian, Alvaro Recoba petualangnnya di Inter Milan dihiasi dengan puncak palung yang harus dilaluinya.
Tepatnya di musim 2003/2004, El Chino menderita cedera dan membuatnya hanya mampu bermain sebanyak 18 penampilan dan mengoleksi delapan gol.
Ia menjadi pencetak gol terbanyak kedua musim itu setelah Christian Vieri.
Musim 2004/2005 kembali menjadi penampilan pasang surut Inter Milan dan Recoba bersama pelatih barunya, Roberto Mancini.
Recoba di msuim tersebut hanya mampu melesakkan tiga gol dari 13 penampilan.
Tepatnya Januari 2005, laga lawan Sampdoria, Recoba kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai lini serang yang mumpuni dengan melakukan hal yang sama saat debutnya di Inter Milan.
Bangkit dari bangku cadangan ia berhasil menciptakan satu assist bagi obafemi Martins serta satu gol penentu kemenangan Inter.
Tentu saja laga tersebut merupakan tumpahan perasaan dari Alvaro Recoba yang dihiasi dengan cedera, kekecewaan dan skandal yang menimpanya.
Musim terakhir Recoba di Inter berakhir dengan kekecewaan.
Ia hingga akhir musim 2008 dipinjamkan ke Torino dan hanya mencetak satu gol dari 22 penampilannya.
Bersama Nerazzurri ia sukses meraih beberapa gelar bergengsi, diantaranya trofi Serie A, UEFA Cup, Coppa Italia, dan Super Coppa,
Ungkapan yang tepat bagi Recoba, pemain muda yang penuh dengan kekecewaan, cedera, kegemilangan dan skandal saat membela Inter Milan.
Berbagai masalah yang menimpanya membuat potensi dan talentanya tidak terpenuhi saat berbalut seragam Nerazurri.
(Tribunnews.com/Giri)