Sejarah Sepak Bola: Sandro Mazzola, Tragedi Superga dan Kecintaannya Terhadap Inter Milan
Sejarah Sepak Bola: Sandro Mazzola, Tragedi Superga dan Kecintaannya Terhadap Inter Milan
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Gigih
Dengan dimainkannya Sandro di pertandingan yang bertajuk Derby D'Italia, hal terseut sudah menunjukkan akan kualtias putra Valentino Mazzola itu.
Kendati demikian, Sandro mengakui saat dirinya maih muda semuanya berlangsung sangat sulit di awal.
Wajar saja, semua ekspektasi yang ditunjukkan keadanya ialah penampilan yang bisa memukau seperti ketika mendiang ayahnya bermain.
Bahkan tidak sedikit bahwa para pendukung Inter Milan memberikan komentar negatif akan penampilan Sandro Mazzola muda.
Bersama dengan Luis Suarez, Mario Corso, Armando Picchi dan Giancinto Facchetti, Mazzola menjadi tulang punggung Nerazzurri ketika menguasai Italia dan Eropa pada 1960-an.
Sandro Mazzola membawa Inter Milan memenangi Liga Champions atau yang dulu dikenal dengan nama Piala Eropa pada 1964 dengan predikat sebagai top scorer.
Kehebatan Sandro tidak perlu di argukan lagi, pasalnya ia berhasilmempertahankan mahkota Piala Eropa satu tahun berselang dengan mengalahkan Benfica.
Sekali lagi ia menunjukkan bahwa ia merupakan pemain hebat bagi kubu Inter Milan.
Bagi mereka yang merupakan pendukung Grande Torino, Sandro dan Valentino merupakan dua pemain yang berbeda.
Kendati keduanya ialah pemain yang hebat, namun ciri khas permainan ayah dan anak itu memiliki ciri khas yang berbeda.
Jika sang putra merupakan pemain yang beroperasi di lini tengah, maka sang ayah merupakan pemain yang kerap bermai dengan membuka ruang di pertahanan tim lawan.
Sandro Mazzola yang memiliki julukan Il Baffo tidak hanya ciamik di Inter Milan.
Penampilan gemilangnya di klu juga dipertontonkan kala membela Italia.
Sandro Mazzola membantu Gli Azzurri menuju kejayaan di tahun 1968 dengan mampu mengalahkan Yugoslavia di partai final.