Catatan Menarik Sampdoria vs Genoa, Reuni Ranieri-Thiago Motta hingga Sejarah Derby Della Lanterna
Claudio Ranieri catatkan sejarah sebagai pelatih pertama yang merasakan atmosfer panasnya 4 derbi di Liga Italia
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Pertandingan Liga Italia pekan ke-16 akan mulai bergulir akhir pekan ini, Sabtu (13/12/2019).
Sejumlah tim-tim Liga Italia akan bertanding dengan sengit untuk mendapatkan poin maksimal demi memperbaiki maupun mempertahankan posisinya di klasemen Liga Italia.
Salah satu pertandingan yang cukup menarik ialah Derby Della Lanterna.
Derby Della lanterna merupakan pertandingan dua tim sekota antara Genoa vs Sampdoria.
Laga sengit antara Genoa vs Sampdoria akan tersaji di Stadion Comunale Luigi Ferraris, Minggu (15/12/2019) dini hari.
Derby Della Lanterna dapat dikatakan tidak semegah derbi kota Milan, Derby Della Capitale maupun Derby D'Italia.
Namun laga tersebut diprediksi akan berlangsung sengit, pasalnya secara klasemen kedua tim menempati posisi yang berurutan.
Genoa yang juga berjuluk Grifone menempati peringkat ke-18 dengan koleksi 11 poin.
Adapun il Samp (Sampdoria) berada diposisi ke-17 dengan koleksi 12 poin.
Dilansir dari Tribunnews.com dari beberapa sumber, jelang pertandingan, berikut catatan pelatih Genoa, komentar pelatih Sampdoria hingga sejarah yng memanaskan Derby Della Lanterna.
1. Catatan Claudio Rannieri sebagai Raja Derbi Liga Italia
Claudio Ranieri yang juga memiliki julukan The Tinkerman mampu mencatatkan sejarah sebagai pelatih pertama yang merasakan empat derbi besar di Liga Italia.
Pelatih yang mampu mengantarkan Leicester City juara Liga Inggris musim 2015/2016 itu saat ini membesut Sampdoria.
Pelatih asal Italia itu pernah merasakan ketatnya persaingan di Derby della Molle saat menukangi Juventus di tahun 2007-2009.
Derby della Mole ialah pertandingan tim sekota antara juventus vs Torino.
Dilanjutkan ketika Ranieri melatih AS Roma di tahun 2009-2007, ia juga merasakan panasnya pertandingan antara Roma vs Lazio yang bertajuk dalam Derby della Capitalle.
The Tinkerman kemudian merasakan panasnya atmosfer Derby Della Madonnina saat membesut Inter Milan musim 2011 hingga 2012.
Terakhir, Ranieri akan merasakan Derby Della Lanterna antara Sampdoria vs Genoa dini hari nanti.
2. Komentar Pelatih Genoa
Jelang pertandingan, pelatih Genoa yaitu Thiago Motta memastikan bahwa anak asuhnya dalam kondisi siap bertanding.
Jelang pertandingan, Grifone dipastikan tanpa Goran Pandev dan Kevin Agudelo akibat akumulasi kartu kuning.
“Kami telah mencoba solusi lain di belakang striker. Saya yakin bahwa siapa pun yang memulai akan melakukan pekerjaan dengan baik.
“Mereka semua termotivasi, seperti yang seharusnya, dan mereka baik-baik saja secara fisik dan mental,' ungkapnya mantan pemain inter Milan tersebut, seperti yang dilansir dari Football Italia.
Terkait dengan panasnya Derby Della Lanterna, Motta mengatakan timnya termotivasi untuk meraih poin maksimal.
“Saya tenang, karena mereka tahu itu permainan yang penting. Jelas, derby memotivasi kami,' terangnya.
3. Laga Nostalgia Claudio Ranieri-Thiago Motta
Panasnya pertandingan Derby della Lanterna tidak hanya antara kedua tim saja.
Namun laga kali ini akan menjadi duel antara guru dan murid, yaitu Claudio Ranieri vs Thiago Motta.
Keduanya pernah bahu membahu di Inter Milan dimusim 2011-2012.
Dilansir dari Transfermarkt, Thiago Motta bermain 55 pertandingan dan menceploskan 11 gol bagi Inter Milan.
4. Sejarah Derby della Lanterna
Derby Della Lanterna memang tidak semegah derbi Roma, Derbi Milan, maupun Derbi Kota Turin.
Derbi ini menyajikan duel dua tim asal kota pelabuhan Italia, antara Genoa vs Sampdoria.
Lanterna diambil dari sebuah landmark mercusuar tua di Pelabuhan Genoa yang sudah bediri sejak abad ke-12.
Kendati demikian, mantan juru taktik Timnas Italia, Marcelo Lippi mengungkapkan pertandingan antara Genoa vs Sampdoria ialah laga yang spesial baginya.
"Derbi yang paling spesial, tentunya saya akan menjawab Derby Lanterna,"ungkapnya seperti yang dilansir Il Secollo XIX 2008.
Ia mengakui bahwa Derby della Lanterna tidak semegah derbi di Italia pada umunya.
Lippi berpendapat, dari semua pertandingan derbi yang ia sudah lakoni, Derby Lanterna paling banyak menyuguhkan kebencian.
Dilansir dari These Football Times, Di kota pelabuhan Italia terdapat tiga tim berkembang.
Ketiga tim tersebut meliputi Genoa C.F.C, Society Andrea Doria, dan Sampierdarense.
Sampdoria berdiri pada tahun 1946 yang diilhami oleh tokoh terkenal Italia kala itu, Benito Mussolini.
Mussolini yang berfaham fasis kala itu enggan tanah kelahirannya dikuasai oleh antek Inggris.
Bukti dari Genoa merupakan tim bentukan ekspatriat Inggris, dalam logo klub terdapat bendera negara yang sering disebut Britania Raya itu
Genoa yang dilatih oleh William Garbutt yang berasal dari Inggris .
Mussolini menilai dengan adanya banyak pemain Inggris yang diangkut Garbutt kala itu menjadi penguasa di Italia
Kecemburuan Musollini terhadap Garbutt wajar saja terjadi karena pria asal Inggris itu memberikan raihan tiga gelar Scedutto bagi Genoa.
Musollini kemudian membentuk Sampdoria untuk mengimbagi dominasi Genoa di kota pelabuhan.
Sampdoria merupakan gabungan dari Society Andrea Doria, dan Sampierdarense.
Persaingan kedua tim pelabuhan tersebut memanas ketika I Blucerchiati (Sampdoria) berhasil meraih kesuksesannya dengan merengkuh gelar Scudetto di tahun 1990/1991.
Selain itu, Sampdoria mencatatkan empat trofi Coppa Italia, Suppercopa Italia, serta satu Piala Winners Cup.
Sampdoria semakin memudarkan identitas Genoa sebagai wakil tim kota pelabuhan dengan mencapai final Piala Eropa.
Musim 1991/1992, I Blucerchiati melenggang ke partai puncak melawan rakasasa Catalunya , Barcelona.
Sedangkan Genoa harus puas tersingkir oleh wakil Belanda, Ajax di partai semifial Piala UEFA.
Saat itu, kedua tim kota pelabuhan Italia memiliki striker andalan kelas dunia.
Genoa memiliki duet Tomas Skuhravy dan Pato Augilera, sedangkan saudara mudanya memiliki Gemelli del Goal (The Goal Twins) pada diri Gianluca Vialli dan Roberto Mancini.
Julukan Sampdoria ialah Blucerchiati, yang menandakan identitas pada jersey yang digunakan.
Sampdoria menggunakan jersey biru tua dengan corak hitam, putih serta merah yang dilingkari.
Jersey tersebut mencerminkan perpaduan antara Sampierdarenese dan Andrea Doria.
Genoa memiliki julukan Rossoblu yang berarti merah biru.
Julukan tersebut tercermin pada pemilihan jersey Genoa yang memiliki warna merah dan biru.
Genoa sendiri merupakan alah satu tim tertua di Italia.
Rossoblu sejak tahun 1893 hingga 1924 telah meraih sembilan gelar Liga Italia.
Baik Genoa dan Sampdoria merupakan dua tim yang berasal satu wilayah membuat keduanya menggunakan stadion yang sama yaitu Stadion Luigi Ferraris.
Kala itu dewan Sampdoria meminta dewan kota Genoa untuk mengizinkan memakai Stadion Luigi Ferraris sebagai kandang La Samp.
Respek bagus dimiliki oleh pemerintah kota yang tak mempermasalahkan hal tersebut.
Mereka menilai bahwa Sampdoria juga berasal dari Genoa.
Maka terjadilah pertemuan derby pertama pada 3 November 1946, giornata 7 Serie A.
Sampdoria yang berstatus sebagai tuan rumah, membuka Derby della Lanterna dengan kemenangan meyakinkan, 3-0.
Saling jual beli pemai antara kedua tim menambah tensi persaingan.
Giuseppe Baldini memegang berbagai rekor dalam Derby Della Lanterna membelot dari Sampdoria ke Genoa.
Kejadian tersebut berlangsung pada taun 1950.
Paolo Barison yang pada awalnya berseragam Genoa justru melakukan pengkhianatan dengan bergabung Sampdoria.
Tentu saja setia pertemuan kedua tim dalam tajuk Derby della Lanterna, kedua tim menyajikan pertarungan dan pertandingan yang sengit.
Mereka manaikkan suhu panas di kota pelabuhan setiap pertemuannya.
Saling jegal yang dilakukan Genoa maupun Sampdoria untuk pembuktian siapa yang terkuat di kota Genoa.
(Tribunnews.com/Giri)