Arema FC Miliki Kembali Tiga Serangkai untuk Liga 1 Musim 2020: K H Yudo, Elias hingga Bauman
Arema FC butuh hampir satu dekade untuk kembali menemukan tridente penyerangan yang dapat diandalkan.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Arema FC butuh hampir satu dekade untuk kembali menemukan tridente penyerangan yang dapat diandalkan.
Arema FC memasuki musim 2020 ini melakukan perombakan besar-besaran dengan melakukan sejumlah aktivitas bursa transfer pemain.
Hsl itu dlilakukan manajemen Arema untuk menemukan formula komposisi tim terbaiknya.
Berkaca pada beberapa musim kebelakang, tim yang berjuluk SIngo Edan tersebut selalu mendaratkan pemain dengan label bintang.
Baca: Persebaya Surabaya vs Arema FC Piala Gubernur Jatim: Tim Pelatih Singo Edan Manfaatkan Waktu Tunda
Baca: Aji Santoso Soroti Oknum yang Perkeruh Suasana Jelang Semifinal Persebaya Vs Arema FC
Diantaranya Cristian El Loco Gonzales, Alberto Beto Goncalves, Keith Kayamba Gumbs, Marcio Souza, hingga Herman Dzumafo Epandi pernah berseragam biru khas Arema FC.
Kendati demikian, musim ini, Arema FC kembali memiliki tridenti penyerangan yang diprediksi mampu mengulang ketajaman Singo Edan di trahun 2009/2010.
Pada gelaran kompetisi tertinggi sepak bola indonbesia yang masih bernama ISL, tepatnya musim 209/2010, Aremania imanjakan oleh permainan menawan trio penyerang asingnya.
Ialah Roman Chmelo, Noh Alam Shah dan Ridhuan Muhammad.
Roman, Along, dan Ridhuan menjadi kunci sukses Arema ketika berhasil menjuarai Liga Super Indonesia tahun 2010.
Baca: Aji Santoso Soroti Oknum yang Perkeruh Suasana Jelang Semifinal Persebaya Vs Arema FC
Baca: Persebaya Surabaya vs Arema FC Piala Gubernur Jatim: Tim Pelatih Singo Edan Manfaatkan Waktu Tunda
Roman merupakan pemain berkebangsaan Slovakia yang menempati posisi winger maupun gelandangs erang.
Sedangkan Noh 'Along Alam Shah dan M Ridhuan ialah pemain asing yang brasal dari Singapura.
Ketiganya langsung membawa Arema tancap gas di awal-awal kompetisi dan sempat membuat jarak 10 poin dengan Persipura Jayapura yang berada di peringkat kedua.
Musim itu, Arema Indonesia bukanlah tim unggulan ketika memasuki Indonesia Super League 2009/2010.
Akan tetapi keberadaan Robert Rene Albert mampu memaksimalkan skuadnya dengan mengkolaborasikan beberapa pemain muda dan pemain impor yang dipunyai Singo Edan.
Meski dikenal sebagai pemain yang kontroversial, Noh'Along' ALam Shah mampu mengemas 13 gol bagi Singo Edan.
Roman yang berposisi sebagai peyerang sayap maupun second striker mencetak dua digit lebih sedikit dibandingkan ALong.
Sedangkan M Ridhuan yang merupakan pemain idaman Aremania beroperasi di sektor winger mampu mengemas enam gol.
Jika Along merupakan predator di dalam kotak pinalti di tambah Roman yang merupakan maestro tendangan bebas, beda halnya dengan M Ridhuan.
Baca: Prediksi Susunan Pemain Persebaya vs Arema FC Piala Gubernur Jatim 2020, Laga Emosional Makan Konate
Baca: Menjadi Sasaran Rasis Selama Pertandingan, Penyerang FC Porto Justru Kena Kartu Kuning dari Wasit
Ridhuan yang berposisi sebagai winger dikenal dengan pemain yang mengandalkan sisi kecepatan yang ia miliki.
Manuver dan tusukannnya kedalam kotak pinalti membuat Ridhuan menjadi idola bagi Aremania dan Aremanita kala itu.
Penampilan paling sensasional trio lini serang ini adalah ketika memenangi Derby Malang melawan Persema Malang dengan skor 3-1 pada 10 Januari 2010.
Kini, Arema FC memiliki trio penyerang yang diharapkan mampu kembali mengembalikan ketajaman Singo edan layaknya di tahun 2009/2010.
Ialah K.H Yudo, Jonathan Bauman dan Elias Alderete menjadi harapan baru bagi publ9ik Kanjuruhan.
Ketiganya mampu menjawab beban yang diberikan kepada pundaknya dengan mengemas masing-masing gol di laga kontra Persela Lamongan.
Kala bermain di ajang Paial Gubernur Jatim, Arema FC mengalahkan Laskar Joko Tingkir dengan skor 3-1.
Meskipun belum menunjukkan permainan terbaiknya, ketiga tridente anyar milik SIngo Edan digadang-gadang mampu mengembalikan kejayaan tim asal jawa Timur tersebut.
Terutama bagi Yudo, pemain asal Malang itu sepanjang gelaran Piala Gubernur Jatim bermain khas ala 'Malangan', keras, ngotot namun menghibur.
Bahkan penampilan gemilangnya ia tunjukkan di pertandingan Arema FC kontra Sabah FA.
Dua gol kemenangan Singo Edan, merupakan kerja keras dan kualitas pemainan yang dimiliki eks pemain PSS Sleman tersebut.
Meskipun demikian, tridente penyerang Arema FC membutuhkan dukungan pemain lainnya untuk menampilkan permainan terbaiknya.
Musim ini Oh In-kyun diprediksi akan menjadi pemain yang mengisi peran layaknya Estebam Guillen.
Guillen merupakan pemain Arema Indonesia yang menopang pergerkan tridente Arema Indonesia kala itu.
Gelandang flamboyan asal Uruguay memiliki peran layaknya Sergio Busquets di Barcelona, memutus arus serangan lawan dan bertanggung jawab aliran bola ke lini serang.
(Tribunnews.com/Giri)