'Pekerjaan Rumah' Arema FC Selama Libur Kompetisi: Keropos di Belakang, Tumpul di Depan
Arema FC masih memiliki 'pekerjaan rumah' yang harus segera diselesaikan: lini pertahanan yang rapuh dan tumpulnya lini serang
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Wajar saja hal tersebut disampaikan pelatih asal Blitar itu mengingat deretan pemain muda menghiasi skuat Singo Edan.
Diantaranya ialah Dave Mustaine, Oh In-Kyun, Jayus Hariono, Dendi Santoso, M Rafli, hingga Hanif Sjahband.
"Saya rasa lini tengah tidak ada masalah karena kami juga banyak opsi pemain," terangnya.
Hal senada terkait kelemahan Arema FC diamini oleh Dendi Santoso.
Pemain yang terkenal dengan kesetiaannya kepada Arema FC itu enggan menyebutkan kelemahan yang dimiliki timnya.
Hal itu menjadi kewenangan dan keberhakan pelatih untuk mengungkapkan kekurangan Singo Edan.
"Ya memang kami masih perlu perbaikan. Tapi soal ini yang lebih tahu, mengenai kekurangan kami adalah pelatih," terang pemain yang berposisi sebagai winger tersebut.
Satu diantara kelemamahan Arema FC musim ini yang juga terjadi di musim lalui ialah lini pertahanan.
Singo Edan musim lalu menjadi tim kedua dengan lini pertahanan terburuk.
Dikawal pemain sekaliber Hamka Hamzah dan Arthur Cunha tak membuat jaminan Singo Edan tak menjadi lumbung gol.
Alhasil, sepanjang 34 laga, Singo Edan harus rela jalanya dirobek sebanyak 62 kali.
Sedangkan masalah lini serang, justru kendala tersebut tak dimiliki SIngo Edan musim lalu.
Kebalikannya, Arema FC menjadi tim paling produktif dalam menggelontorkan gol di Liga 1 2019.
Singo Edan mampu mengemas 59 gol, 2 lesakan lebih banyak dari Persebaya Surabaya.
Capaian tersebut dinilai wajar, mengingat musim lalu sosok Makan Konate, hingga Sylvano Comvalius mampu menunjukkan taringnya kala membela klub yang berasal dari Jawa Timur tersebut.
Tentu menjadi pekerjaan rumah bagi Mario Gomez untuk menemukan solusi lini pertahanan yang keropos dan mengembalikan ketajaman Singo Edan musim lalu.
(Tribunnews.com/Giri)(Surya Malang/Dya Ayu)