Presiden UEFA Bantah Laga Atalanta vs Valencia jadi Sebab Penyebaran Corona di Italia & Spanyol
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin menyanggah laga Atalanta menjamu Valencia jadi penyebab penyebaran virus Corona di Italia
Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Federasi Sepak Bola Eropa atau UEFA, Aleksander Ceferin menyanggah pernyataan laga Atalanta menjamu Valencia sebagai penyebab penyebaran virus Corona di Italia.
Laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions antara Atalanta melawan Valencia di San Siro pada bulan Februari 2020 lalu dianggap sebagai bom biologis menyebarnya virus Corona di Italia.
Hal ini dikatakan oleh Walikota Bergamo, Giorgio Gori beberapa waktu lalu.
Baca: Walikota Bergamo Sebut Laga Atalanta vs Valencia sebagai Biang Virus Corona di Italia-Spanyol
Baca: Kiper Atalanta Lengkapi Deretan Pesepakbola yang Positif Covid-19
Gori memprediksi laga tersebut yang dipenuhi 44.000 penonton sebagai titik awal pandemi virus corona di Italia maupun Spanyol.
"Pertandingan itu dapat diibaratkan sebagai bom biologis," ungkap Giorgio Gori seperti yang dilansir dari Marca.
Ia menyebutkan dalam keramaian yang tersaji di Milan, tidak ada yang mengetahui dari mana virus akan muncul.
Namun yang dapat dipastikan, penduduk Italia pertama kali yang terpapar virus corona tepat pada 23 Februari.
"Pada saat itu kami tidak tahu apa yang terjadi. Pasien pertama di Italia pada 23 Februari.
"Jika virusnya sudah beredar, empat puluh ribu penggemar yang pergi ke San Siro wajar saja jika saat ini terinfeksi," terang Walikota klub Atalanta berasal.
"Tentu tidak ada yang tahu bahwa virus itu beredar di antara kita."
Baca: Manchester City Ajukan Banding ke UEFA Agar Bisa Tampil di Liga Champions
Baca: Opsi Selesaikan Liga Champions dan Liga Eropa Musim Ini, Turnamen Kecil ?
"Seperti yang telah dijelaskan, virus itu dapat berpindah dari orang satu ke orang lainnya dengan cepat," tandasnya.
Namun akhirnya Presiden UEFA, Aleksander Ceferin buka suara mengenai masalah ini.
Menurutnya, pada saat laga digelar, tidak ada yang tahu Lombardy akan menjadi pusat penyebaran virus tersebut.
"Pada 19 Februari, tidak ada yang tahu Lombardy akan menjadi pusat dari penyebaran epidemi."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.