Ricardo Kaka Akui Momen Terbaik dan Terburuknya Ada di AC Milan
Salah satu legenda sepak bola Brasil, Ricardo Kaka ungkapkan momen terbaiknya selama berkarir sebagai pesepak bola.
Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu legenda sepak bola Brasil, Ricardo Kaka ungkapkan momen terbaiknya selama berkarir sebagai pesepak bola.
Siapa yang tak mengenal pemain bernama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite atau lebih terkenal dengan nama Kaka?
Dia menjadi idola banyak pesepak bola muda selama berkarir di AC Milan maupun ketika memutuskan untuk pindah ke Real Madrid.
Baca: Zlatan Ibrahimovic Kontraknya Bersama AC Milan Selesai Akhir Musim Ini
Baca: Chelsea Bersiap Sodorkan Kontrak Fantastis ke Penjaga Gawang AC Milan
Datang ke Italia sebagai label wonderkid dari Sao Paulo pada 2003 lalu, Kaka menjelma menjadi pemain yang tak tergantikan di lini tengah AC Milan.
Hingga akhirnya pada 2009 Real Madrid datang dengan proyek Galacticos jilid duanya dan membeli sang pemain dengan harga 67 juta Euro kala itu.
Kaka sendiri mengenang masa jayanya ketika melakukan sesi tanya jawab di akun Instagram FIFA dilansir Football Italia.
Dirinya mengatakan beberapa momen trabik dalam di hidupnya adalah saat bermain di AC Milan.
Hal ini disebabkan semua penghargaan baik bersama klub dan pribadi diraihnya bersama Milan.
"Saya tidak memiliki satu momen, tapi momen terbaik yang paling saya ingat dalam karir sepak bola saya adalah saat di AC Milan."
Baca: Cara Mantan Striker AC Milan & Chelsea Hindari Covid-19, Social Distancing hingga Ikuti Pemerintah
Baca: Gianluigi Donnarumma Indikasikan Bertahan di AC Milan Setelah Diisukan Hengkang ke PSG
"Juara Liga Champions pada 2007, juara Piala Dunia antar Klub, mendapatkan Ballon d'Or dan FIFA Player of the Year Award," terangnya.
Namun, meski banyak kenangan manis bersama Milan, Kaka juga mengatakan bersama Rosonerri jugalah momen terburuk ia rasakan.
Momen tersebut adalah saat kalah dari Liverpool pada final Liga Champions 2005 di Istanbul, Turki.
"Istanbul in 2005, tidak ada yang lebih dari itu menurut saya," tegasnya.
Wajar jika dirinya mengatakan itu merupakan momen terburuknya.