Claudio Ranieri: Perjuangan Latih Parma Lebih Berat daripada Bawa Leicester Juara Liga Inggris
Claudio Ranieri yang kini menangani Sampdoria akhir-akhir ini berbagi cerita perihal perjalanan karir kepelatihannya.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Claudio Ranieri yang kini menangani Sampdoria akhir-akhir ini berbagi cerita perihal perjalanan karir kepelatihannya.
Pria berusia 68 tahun tersebut dapat dikatakan menjadi pelatih yang sudah kenyang dengan pengalaman.
Chelsea, Valencia, AS Roma, Juventus, Inter Milan, hingga Leicester City menjadi deretan klub yang pernah dilatih oleh Claudio Ranieri.
Claudio Ranieri bercerita perihal salah satu tim yang paling membuat ia terkesan dalam karirnya sebagai juru taktik tim.
Baca: Juventus dan Inter Milan Bersiap Rebutan Sandro Tonali
Baca: Inter Milan Bakal Rekrut Olivier Giroud yang Tidak Diperpanjang Chelsea
Pria kelahiran Italia tersebut menyatakan pengalaman melatih Parma menjadi sesuatu paling berat sekaligus memiliki kesan terdalam dalam karirnya.
Bahkan ia menceritakan perjuangan melatih Parma untuk menyelamatkan tim dari zona degradasi lebih berat daripada membawa Leicester City menjuarai Liga Inggris.
Ranieri pun berbagi cerita secara runtut mulai dari keputusan mengejutkannya keluar dari Chelsea pada tahun 2004.
"Saya keluar dari Chelsea setelah melatih mereka selama empat tahun dan saya tahu itu adalah ide yang buruk," kata Claudio Ranieri kepada Sky Sport Italia, dilansir Football Italia.
"Valencia sebenarnya telah memenangkan gelar liga dan Piala UEFA, tetapi mereka tidak memiliki pasukan yang mampu mengulangi hal tersebut," curhat pria berdarah Italia tersebut.
Hingga pada akhirnya, Ranieri terpaksa gagal mengangangkat performa Valencia.
Manajemen Valencia pun tak segan langsung memecat Ranieri setelah rentetan hasil buruk pada musim tersebut.
"Ketika segalanya berjalan buruk, akhirnya mereka memecat saya," kenang Ranieri.
"Saya sangat kesal sehingga saya mengambil cuti setahun dari kepelatihan, tetapi kemudian saya menerima telepon dari Parma," lanjutnya.
Di tengah kebimbangan, Ranieri mendapatkan dukungan dari istrinya yang menyarankan agar menerima tawaran tersebut.