Jadi Teman Sekamar Bepe, Aris Indarto Kenang Momen Tak Terlupakan Bareng Persija Jakarta
Aris Indarto menceritakan pengalaman menariknya dan tidak terlupakan ketika memperkuat tim Macan Kemayoran.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legenda Persija Jakarta yakni Aris Indarto menceritakan pengalaman menariknya dan tidak terlupakan ketika memperkuat tim Macan Kemayoran.
Pria yang dulunya berposisi bek itu memperkuat tim Macan Kemayoran dari tahun 2000 sampai 2005, serta tahun 2008 sampai 2009.
Prestasi terbaik Aris Indarto yakni bisa membawa tim kebangaan The Jakmania itu meraih gelar juara Liga Indonesia pada tahun 2001.
Salah satu momen terbaik yang selalu dikenang pria asal Sragen itu adalah ketika berlaga memperkuat Persija berhadapan dengan PSM Makassar di babak 8 besar Liga Indonesia.
Kala itu, tim asuhan Sofyan Hadi itu mampu mengalahkan PSM Makassar di Stadion Mattoangin, Makassar, dengan 10 pemain setelah Joko Kuspito diganjar kartu merah.
Pada laga tersebut, Aris Indarto harus masuk dari bangku cadangan setelah sebelumnya mengalami cedera hamstring.
Namun, kerja keras dan kekompakan yang ditunjukan rekan-rekan setimnya mampu meredam perlawanan skuat Juku Eja dihadapan pendukungnya sendiri.
Menurut Aris, salah satu kunci sukses meraih kemenangan di kandang PSM Makassar karena timnya memiliki mental juara yang baik.
Kemenangan tipis yang didapat Persija Jakarta di kandang PSM Makassar menjadi salah satu jalan keberhasilan mendapatkan trofi juara Liga Indonesia tahun 2001.
“Pada pertandingan itu seluruh pemain Persija membuktikan mental juaranya. Meski kalah jumlah pemain dan tekanan penonton tidak membuat kita gugup," ujar Aris Indarto, Rabu (6/5/2020).
"Kita berhasil menang 1-0 di kandang lawan dan menjadi salah satu pembangkit semangat hingga akhirnya juara di Senayan,” sambungnya.
Momen lain yang selalu terkenang dalam ingatan Aris Indarto adalah menjadi teman setia manajer tim Macan Kemayoran saat ini Bambang Pamungkas.
Keduanya memang sering dipersatukan dalam satu kamar yang sama ketika berada di hotel atau saat di mess.
Alhasil, kedekatan dari keduanya pun sudah terjalin sangat erat sehingga mempunyai chemistry yang baik ketika berada di atas lapangan.
“Saya juga selalu ingat momen seru dengan Bambang Pamungkas. Kita tidak jarang sekamar saat berada di hotel maupun di mess dan merasakan juara bersama,” tandasnya.
Setelah pensiun dari dunia sepak bola, saat ini Aris Indarto bekerja menjadi karyawan swasta dan mempunyai Sekolah Sepak Bola (SSB) di Sragen, Jawa Tengah.