Ancaman Nyata Jika Liga Italia Dilanjutkan, FIGC akan Diskusikan soal Protokol Kesehatan
FIGC, Menteri Olahraga, Menteri Kesehatan, CTS (teknis komite), dan FMSI akan melakukan pertemuan untuk mencapai keputusan bersama soal protokol medis
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Soal kembalinya liga Serie A Italia saat ini memasuki babak baru setelah terjadi perselisihan antara Federasi Sepakbola Italia (FIGC) dengan komponen liga, seperti klub, agen hingga pemain.
Permasalahannya adalah mereka menolak keputusan FIGC dalam perubahan protokol kesehatan yang menyebutkan jika ada satu kasus baru dalam satu tim.
Maka seluruh komponen, pelatih, pemain, dan staff offisial akan menjalani karantina selama 15 hari.
Hal ini berbeda dengan Bundesliga yang akan bergulir akhir pekan ini.
Bagi Bundesliga, yang akan menjalani karantina atau isolasi mandiri adalah mereka yang terinfeksi.
Pernyataan yang dikeluarkan FIGC hanya bertahan 24 jam, sebelum klub Serie A Liga Italia melayangkan protes.
Bahkan dalam laporan Football Italia menyebutkan, Serie A Liga Italia tidak akan melanjutkan sesi pelatihan pada 18 Mei mendatang.
Oleh sebab itu, dalam waktu dekat sebelum sesi latihan bergulir, FIGC, beserta Menteri Olahraga, Menteri Kesehatan, CTS (teknis komite), dan FMSI akan melakukan pertemuan untuk mencapai keputusan bersama soal protokol keehatan.
FIGC menyetujui apa yang dikeluhkan klub Serie A Liga Italia, karena menurut mereka hal yang paling penting adalah petugas medis klub.
Satu-satunya jalan keluar yang efektif dalam hal ini adalah menempatkan seluruh pasukan dan staf dalam satu wilayah dan tidak membiarkan mereka unutk kluar hingga Agustus mendatang atau hingga kompetisi musim ini berakhir.
Namun, tidak semua klub setuju dan siap untuk hal itu.
Baca: Inter, Milan, Napoli, dan 6 Klub Serie A Liga Italia Tolak Perubahan Protokol Medis FIGC
Asosiasi Pemain dan Asosiasi Agen Italia turut menanggapi hal ini dengan mengeluarkan pernyataan keberatan.
Perubahan protokol kesehatan tersebut mengandung kontroversi dan kekhawatiran banyak pihak.
"Metode berurusan dengan kasus positif tampaknya tidak cocok untuk menjamin musim akan selesai. Ada resiko konkret karena harus berhenti lagi segera setelah kami pergi ke lapangaan, sehingga semua upaya yang dilakukan salama ini sia-sia."