Ikuti Jejak Barcelona, Ini Cara Sriwijaya FC Menyelamatkan Finansial Klub
Rencananya, manajemen tim berjuluk Laskar Wong Kito ini akan menjual masker, yang merupakan pelindung diri dan wajib dipakai saat beraktivitas.
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Sebagai upaya mengatasi kesulitan finansial yang melanda klub, akibat pandemi COVID-19.
Manajemen Sriwijaya FC akan lebih memaksimalkan sektor penjualan merchandise, sebagai sumber pendapatan dan pemasukan bagi klub.
Rencananya, pengelola tim berjuluk Laskar Wong Kito ini akan mulai menjual masker, yang merupakan pelindung diri dan wajib dipakai saat beraktivitas sehari-hari.
Manager Tim Sriwijaya FC H Hendri Zainuddin SAg SH mengungkapkan, ide mencari pemasukan klub dari berjualan masker, terinspirasi dari tim asal Spanyol, Barcelona yang telah lebih dulu melakukannya.
Baca: Soal Kelanjutan Liga 1 2020 Belum Jelas, APSSI dan APPI Tunggu Keputusan PSSI
Baca: Belum Ada Tanda-tanda Kelanjutan Liga, PSMS Medan Tetap Gelar Latihan Awal Juni
"Tim sekelas Barcelona saja yang terkenal kaya raya sudah melakukannya, kenapa kita tidak. Apalagi, masker masih menjadi barang yang banyak dicari, seiring tuntutan beradaptasi dengan situasi new normal," ungkapnya, Selasa (26/5/2020).
Hendri yang juga Wakil Dirut PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) selaku pengelolah klub SFC mengatakan, rencananya penjualan masker berlogo Sriwijaya FC tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.
Saat ini pihaknya sedang melakukan produksi.
"Maskernya jenis scuba, yang tahan terhadap air, bisa dicuci dan dipakai berulang-ulang. Penjualan secara resminya akan dilakukan melalui media sosial klub, dengan harga Rp15 ribu," jelasnya.
Seperti diketahui, pandemi COVID-19 telah berdampak pada berbagai sektor, tidak terkecuali terhadap finansial klub sepakbola diseluruh dunia, termasuk Indonesia.
Apalagi sejak kompetisi ditangguhkan, klub sepakbola tidak lagi mendapatkan pemasukan, baik itu dari pihak sponsor maupun penjualan tiket.
"Bahkan untuk Sriwijaya FC khususnya, kita sama sekali belum pernah mendapatkan kucuran dana dari sponsor, alias nol. Karena kompetisi Liga 2 baru 1 kali melakukan pertandingan. Sehingga belum dapat memenuhi klausul yang ada didalam kontrak," papar HZ yang juga Ketum KONI Sumsel.
Baca: Perjuangan Bek Timnas Pelajar Indonesia U-18 Asal Solo Wenvi Adhana, Bantu Ibu Jualan Nasi Bungkus
Kondisi yang sama kemungkinan besar juga menimpa tim peserta kompetisi Liga 2 lainnya. Situasi ini membuat pengelola klub harus memutar otak, untuk mengatasi pengeluaran tim.
Termasuk membayar gaji pelatih, pemain dan official tim sebesar 25 persen, sesuai arahan dan keputusan dari PSSI. Maupun gaji karyawan lainnya.
"Ya, menekan pengeluaran tim menjadi hal krusial yang harus dilakukan klub. Apalagi hingga saat ini belum ada kepastian, apakah kompetisi musim ini akan dilanjutkan atau tidak," pungkasnya. (Abdul Hafiz)
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Terinspirasi Klub Sepak Bola Barcelona, Sriwijaya Fc Cari Pemasukan dengan Manjual Masker