PSSI Buat Buku Panduan Protokoler Kesehatan, Ketum The Jakmania: Klub dan Semua Infrastruktur Siap?
PSSI telah menerbitkan 'Buku Panduan Protokol Kesehatan Sepakbola Indonesia di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru COVID-19'.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Induk sepak bola Indonesia, PSSI telah menerbitkan 'Buku Panduan Protokol Kesehatan Sepakbola Indonesia di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Covid-19.
Buku tersebut disusun oleh Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, Komite Eksekutif (Exco) Endri Erawan, Wakil Sekjen PSSI Maaike Ira Puspita, Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, Ketua Tim Medis PSSI, Syarif Alwi, dan tim Dokter Timnas Indonesia.
Dalam buku tersebut berisikan 42 halaman, meliputi gabungan dari lima panduan pencegahan dan pengendalian pandemi Covid-19.
Hadirnya buku tersebut ditanggapi beragam oleh pihak-pihak yang terlibat di dunia sepak bola.
Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno memberikan apresiasi besar kepada PSSI atas diterbitkannya buku tersebut.
Namun, Diky mempertanyakan kepada seluruh pihak yang menjalankan, apakah buku panduan tersebut bisa diterapkan dengan baik di sepak bola Indonesia.
Situasi dan kondisi di Indonesia diyakini masih sulit untuk menyelenggarakan lagi kompetisi sepak bola di tengah Covid-19.
Terlebih, sarana dan prasarana yang ada di Indonesia masih belum lengkapdan merata disetiap kotanya.
"Ya memang sudah dibuat buku panduan protokoler kesehatan. Tapi pertanyaan besarnya adalah apakah klub siap dan semua infrastrukturnya siap. Itu persoalan besarnya," kata Diky Soemarno, Selasa (16/6/2020).
Sebelumnya, kelompok suporter The Jakmania memilih menolak kelanjutan kompetisi Liga 1 karena situasi dan kondisi di Indonesia masih belum normal.
Sebab, penyebaran Covid-19 masih belum terkendali dan penyebarannya masih tinggi diberbagai daerah.
"Iya betul memang saya tidak setuju dengan opsi tersebut (Liga 1 dilanjutkan)," ujar Diky.
Diky menjelaskan, ada dua hal yang melatarbelakangi penolakan bergulirnya lagi Liga 1 yakni kondisi finansial klub dan keselamatan pemain.
Dua hal tersebut menjadi perhatian lebih The Jakmania karena keadaannya masih belum sepenunya normal.
"Menurut saya, ada dua hal yang harus dipertimbangkan yaitu kondisi keuangan klub dan keselamatan pemain. Itu yang jadi fokus kita," sambungnya.
Jika kompetisi harus dilanjutkan, maka PSSI perlu mempertimbangkan seluruh elemen yang terlibat di dunia sepak bola.
"Jadi perlu dipaparkan kesiapannya terlebih dahulu, baru kita bisa bicara harus lanjut atau tidak ini kompetisi," ucap Diky.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.