Robert Alberts: Meraih Gelar Juara Adalah Hal yang Paling Luar Biasa Untuk Setiap Pelatih Klub
Kepastian soal adanya kelanjutan Liga 1 membuka lagi harapan pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, untuk mengukir "prasasti" di Indonesia.
Editor: Toni Bramantoro
"Saat itu PSM tidak diizinkan bermain di Makassar melawan Persipura. Padahal, jika PSM bisa menang, akan menjadi peringkat pertama di liga," katanya.
Kala itu, ucapnya, PSSI menyatakan PSM Makassar tidak bisa bermain di Makassar tapi harus di Surabaya.
"Wali kota (Makassar) saat itu menyebut kami tidak harus mengikuti itu (aturan PSSI). Kami akan bermain di liga lain (LPI), tapi saya tak ikut bergabung karena itu bukan liga resmi. Saya memilih pulang ke Malaysia," ucapnya.
Setelah cukup lama melatih Sarawak FA di Liga Malaysia, Robert Alberts memutuskan kembali PSM pada 2016.
Pada musim ketiganya bersama Juku Eja, ia nyaris mengangkat piala juara.
"Tepatnya pada musim 2018, semua tahu PSM yang pada prinsipnya menjadi juara, tapi karena sesuatu hal kami gagal juara," ucapnya.
Pada akhir musim, PSM kalah satu poin dibandingkan sang juara Persija Jakarta.
Berawal dari Tur Pramusim
Ketertarikan Robert terhadap sepak bola Indonesia bermula dari tur pramusim saat ia melatih Kedah FA di Liga Malaysia.
"Kami bertolak dari Penang ke Medan yang letaknya tak jauh. Dari Medan, kami pergi lagi ke Surabaya dan Bali," katanya.
Afmoster pertandingan, terutama karena dukungan besar dari tribun penonton membuat arsitek tim asal Negeri Kincir Angin itu berhasrat melatih klub di Indonesia.
"Kehadiran suporter yang memberi saya dorongan untuk mencoba melatih di Indonesia. Meskipun hanya latih tanding, para suporter tetap memberikan semangat pada tim. Itu kesan bagus saya untuk sepak bola Indonesia," katanya.
Robert tak perlu lama untuk mewujudkan impiannya itu setelah berbicara dengan eks pemainnya di Kedah.
Kala itu, mantan anak asuhan Robert itu sudah berkarier di Indonesia dan tinggal di Bali.