Fisioterapis Lutfinanda Kenang Praktik Awal Dirinya Saat Tangani Ponaryo Astaman
Setelah bekerja di klinik sport, Lutfi pun mulai dipercaya menjadi bagian fisioterapis di klub-klub ternama liga sepakbola Indonesia.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Fisioterapis PSS Sleman, Lutfinanda Amary Septiandi kini namanya tak asing lagi di dunia sepakbola Indonesia.
Terlebih saat dirinya pernah bertugas juga menjadi bagian tim medis Timnas Indonesia U-19 di ajang kualifikasi Piala Asia 2020.
Tapi tahukah kalian pesepakbola siapa yang ia tangani di awal profesinya menjadi fisioterapis?
Baca: Cinta Sepakbola, Cerita Luftinanda yang Bisa Wujudkan Mimpinya Lewat Jalur Fisioterapis
Lutfi bercerita secara singkat sewaktu dirinya praktik awal-awal di klinik sport, ia yang baru lulus langsung dihadapkan dengan pemain besar, Ponaryo Astaman. Dari situ pun ia mulai berkomunikasi langsung dengan pesepakbola.
Seperti diketahui, tujuan awal lutfi menjadi fisioterapis karena kecintaannya dengan sepakbola dan ingin bekerja di dunia sepakbola Indonesia.
“Jadi setelah saya lulus kuliah saya kerja di klinik sport di Jakarta, lalu saya kebetulan waktu itu saya ketemu Ponaryo Astaman,”kata Lufti dalam live instagram bersama Superball, Jumat (26/6/2020).
“Saya jadi terapisnya. Waktu itu dia cedera hamstring. Saya melakukan terapi dua sampai tiga minggu, dia hampir dua bulan tidak main bola. Dari situ saya juga tahu di balik nama besarnya di ternyata sosok yang sangat humble,” sambungnya.
Setelah bekerja di klinik sport, Lutfi pun mulai dipercaya menjadi bagian fisioterapis di klub-klub ternama liga sepakbola Indonesia.
Ia pernah di Borneo FC dan saat ini menjadi fisioterapis PSS Sleman yang berlaga di Liga 1 2020. Lutfi mengaku senang karena yang ia impikan sebelumnya kini bisa tercapai.
“Saya memang pencinta bola dari situ berangkatnya. Saya tidak dilahirkan punya talenta sebagai pemain bola, tapi saya mau tetap ke sepakbola tapi lewat profesi lain,”
“Sekarang akhirnya saya bisa rasakan lewat profesi fisioterapis. Saya bisa bergaul dengan pemain sepakbola setiap hari, dengan pelatih-pelatih beken, keliling Indonesia. Jadi dulu saya berpikir cuma musisi dan atlet saja yang bisa keliling Indonesia, ternyata fisioterapis juga bisa,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.