Fisioterapis PSS Sleman Bicara Tentang Cidera ACL yang menjadi Mimpi Buruk Pesepak Bola
Bagi pesepak bola tentu tak asing dengan namanya cidera, bahkan hampir setiap pemain pernah mengalaminya.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Bagi pesepak bola tentu tak asing dengan namanya cidera, bahkan hampir setiap pemain pernah mengalaminya.
Namun, satu cidera yang menjadi momok menakutkan bagi pemain adalah cidera ACL (anterior cruciate ligament). Tak jarang, cidera ini membunuh impian pesepak bola karena harus menepi dari lapangan selama berbulan-bulan.
Tak tanggung-tanggung, sembilan bulan menjadi waktu yang dibutuhkan seorang pemain untuk pulih seperti sedia kala, itu pun dengan catatan pemain tersebut mengikuti setiap program fisioterapis.
Tentu saja, waktu sembilan bulan bukanlah waktu yang sedikit bagi pesepak bola sehingga rentan diserang oleh rasa frustasi dan kehilangan harapan.
Lutfinanda Amary Septiandi, Fisioterapi PSS Sleman yang mengantongi lisensi FIFA Diploma in Football Medicine menerangkan bagaimana cidera ACL menjadi momok menakutkan bagi pemain.
"ACl adalah area yang kurang disupport oleh darah sehingga proses pemulihannya tidak seperti cidera otot atau patah tulang, meskipun patah tulang kering. Cidera ACL akan lebih lama sembuhnya," ujar Luthfi kepada Super Ball, Jumat (26/6/2020).
Ia menerangkan, dengan cidera lama, otomatis menit bermain, sentuhan dengan bola, fisik akan menurun, sehingga menjadi ketakutan dan mendatangkan trauma bagi pesepak bola.
Namun, seiring berjalannya waktu dan kesadaran pemain serta peningkatan kualitas fisioterapis dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan, maka pemain tak perlu takut lagi berhadapan dengan cidera ACL.
"Teman-teman (yang cidera ACL) harus bisa mengikuti anjuran fisioterapis dengan baik dan benar. Ada program pemulihannya dari fisioterapis, begitu juga dengan menghilangkan trauma itu. Namun tentu harus ada tekad dan niat dari pemain," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.