Gudang Slep Padi Jadi Saksi Masa Kecil Bayu Gatra Asah Kemampuan Sepak Bola
Masa kecil pemilik nomor punggung 23 di PSM Makassar ini dihabiskan di desa terpencil bagian timur di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Bahkan dia melakoni sejumlah uji coba dan turnamen bersama SSB tersebut hingga saat dirinya menginjak bangku sekolah dasar (SD).
"SSB Royal yang kini bernama Family FC. Dari situ saya akhirnya masuk Tunas Remaja Junior. Kebetulan ketuanya Pak'de (Paman) saya. Tim ini tertua di kecamatan saya," papar Bayu Gatra.
Di usianya menginjak 12 tahun, Bayu kemudian mengikuti turnamen U-15 yang dilaksanakan salah satu SMP di sana.
Salah satu guru olahraga SMP tersebut turut menyaksikan aksu Bayu dan malah terpukau.
Guru tersebut kemudian meminta Bayu agar masuk di SMP tersebut dengan status tanpa tes.
Saat mendapat tawaran, diketahui Bayu baru menginjak kelas empat SD.
Baca: Hussein El Dor Kenang Gol Semata Wayang PSM Makassar ke Gawang PSS Sleman
"Saya juga pernah ikut Nusantara Radis Cup. Itupun kaos kaki papa saya pakai. Jadi pakai karet. Luculah saat itu, masih kelas empat SD," ungkapnya lagi.
Singkat cerita, dari turnamen-turnamen yang diikuti Bayu semasa kecil namanya kemudian melejit.
Hal itu berkat kepiawaiannya mengolah sih kulit bundar dan mampu melewati sejumlah pemain.
Sejumlah gol juga mampu diciptakan yang membikin namanya melambung.
Saat usianya telah menginjak 14 tahun dan belajar di SMP yang telah ditawarkan, banyak hal kemudian didapati Bayu.
"Di situ saya belajar banyak hal tentang sepak bola. Saya belajar teknik, skill tetapi saya tetap latihan di rumah," demikian Bayu Gatra.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul "Cerita Perjuangan Bayu Gatra Jadi Pemain Bola Terkenal, Belajar Skill di Gudang Penggilingan Padi"