PSSI Buat Buku Panduan Protokoler Kesehatan, Akmal Marhali Ragu Bisa Diterapkan di Liga 1 dan Liga 2
Federasi Sepak bola Indonesia, PSSI sudah mengeluarkan buku panduan protokoler kesehatan di masa adaptasi Covid-19.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Federasi Sepak bola Indonesia, PSSI sudah mengeluarkan buku panduan protokoler kesehatan di masa adaptasi Covid-19.
Buku tersebut dibuat PSSI setelah bekerja sama dengan seluruh stakeholder antara lain Plt Sekjen, Wakil Sekjen, Komite Eksekutif (Exco), Direktur Teknik, Ketua tim Medis PSSI, dan tim Dokter Timnas Indonesia.
PSSI mempersiapkan buku tersebut untuk diterapkan pada saat pelaksanaan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 yang berlangsung bulan Oktober 2020 mendatang.
Adanya buku panduan tersebut dinilai belum cukup untuk menyelenggarakan kompetesi sepak bola di Indonesia.
Pengamat sepak bola, Akmal Marhali mengatakan, PSSI memang sudah mengeluarkan buku panduan tersebut sebagai pedoman untuk penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2.
Namun, perhatian Akmal tertuju pada kedisiplinan seluruh pihak untuk menjalankan buku panduan yang dikeluarkan PSSI.
Pria yang juga menjadi koordinator Save Our Soccer (SOS) itu memberikan contoh, masyarakat di Indonesia masih rendah dalam menerapkan kedisipilinan yang telah ditetapkan pemerintah.
Peraturan yang dibuat pemerintah yakni social distancing dan physical distancing masih sering dilanggar oleh masyarakat di Indonesia.
"Saya ragu untuk menerapkan ini (protokol kesehatan), karena orang Indonesia disiplinnya masih rendah. Contohnya 4 bulan lebih kita dianjurkan pemerintah untuk jaga jarak, tetapi masih banyak yang melanggar," kata Akmal Marhali kepada TribunJakarta.
Menurut Akmal, permasalahan yang ada di Indonesia saat ini adalah tentang kedisiplinan.
PSSI harus melihat kondisi tersebut dan perlu mengantisipasi itu semua dengan baik.
"Disiplin di Indonesia itu rendah, ini yang harusnya diantisipasi oleh federasi kita. Aturan yang dibuat harus tidak mengulangi kesalahan yang sudah-sudah, walaupun bukan di level sepak bola," jelasnya.
Akmal mengatakan, kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 dilanjutkan memang perlu diberikan apresiasi bagus.
Namun, jangan sampai bergulirnya kompetisi sepak bola di Indonesia menjadi cluster baru dalam penyebaran Covid-19 di Indonesia.
"Jangan sampai pulang dari lapangan sepak bola itu menjadi tempat penyebaran virus Corona," ucap Akmal.
Lebih lanjut, PSSI harus berperan aktif dalam mensosialisasikan semua peraturan yang telah dibuatnya agar bisa diterapkan dengan baik pada saat pelaksanaan kompetisi.
"Bagaimana aturan evakuasi pemain sebelum dan sesudah pertandingan dari berbagai daerah. Kemudian tempat latihan dimana itu harus detail."
"Hal-hal seperti ini perlu diantisipasi, keamanan stadion, security affair di PSSI harus jalan termasuk sosialisasi regulasi protokoler sepak bola ini suporter harus diajak bicara," tutupnya.