Heboh Soal Isu Naturalisasi Pemain Brasil, Direktur Madura United Angkat Bicara
Rame-rame masalah pemain naturalisasi untuk persiapan Piala Dunia U20 tahun depan membuat Direktur Madura United, Haruna Soemitro beri tanggapan.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Sepak bola Tanah Air dihebohkan dengan kehadiran pemain muda Brasil yang menjalani masa training di klub-klub kontestan Liga 1.
Perekrutan pemain tersebut disinyalir sebagai program naturalisasi PSSI demi ambisi bersaing di Piala Dunia U20 2021.
Adanya rumor yang berkembang tersebut membuat Direktur Madura United, Haruna Soemitro angkat bicara.
Baca: PSSI Pilih Kroasia sebagai Lokasi TC Timnas U-19 Indonesia, Ini Keuntungan yang Didapat
Baca: Kritik Program Naturalisasi, Fakhri Husaini Sarankan PSSI Lepas Status Tuan Rumah Piala Dunia
Dua pemain asal Brasil bergabung dengan Persija yakni Thiago Apolinario (19) dan Maike Henrique Irine de Lima (19).
Sementara, Arema kedatangan Pedro Bartolo Jardim (18) dan Hugo Guilherme Correa Grillo (19).
Madura United kedatangan satu pemain asal Brasil yakni Robert Junior Rodrigues Santos yang juga baru berusia 19 tahun.
Tidak sedikit yang resah karena kehadiran pemain-pemain dari Brasil ini dianggap bakal membunuh talenta muda.
Eks pelatih Timnas U19, Fakhri Husaini, telah menyentil PSSI soal wacana naturalisasi pemain.
"Jika memang PSSI sudah kehilangan rasa percaya dirinya terhadap para pemain lokal, serahkan saja status tuan rumah Piala Dunia U20 kepada negara lain," tulisnya di Instagram.
Sementara, pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, menekankan bahwa Piala Dunia U20 adalah hajatan Bangsa Indonesia.
Sehingga, turnamen itu seharusnya menjadi panggung bagi pemain Indonesia untuk unjuk gigi di hadapan dunia.
Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, sendiri telah menegaskan kalau lima pemain muda asal Brasil itu tidak berhubungan dengan federasi.
"Kedatangan para pemain asing muda dari Brasil ini tidak ada kaitannya dengan PSSI. Itu urusan klub klub Liga 1. Pemain yang dipanggil timnas Indonesia tentu harus berpaspor Indonesia,” kata Indra Sjafri.
Menanggapi keresahan-keresahan yang juga meruak di media sosial, Direktur Madura United Haruna Soemitro minta publik untuk tidak apriori.
Menurutnya, isu-isu naturalisasi dibahas secara berlebihan hingga menimbulkan kecemasan.
Padahal, dia menegaskan masalah perekrutan ini tidak jauh dari masalah kebutuhan klub atas kekurangan pemain jelang kompetisi yang semakin dekat.
“Orang terlalu paranoid dengan naturalisasi. Padahal, apa ceritanya naturalisasi? Kami belum berpikir ke sana,” kata mantan ketua PSSI Asprov Jatim tersebut.
Haruna Soemitro menjelaskan perekrutan pemain asing baru bukan hal luar biasa.
Setiap tahunnya, puluhan pemain asing baru seliweran masuk ke Indonesia untuk memeriahkan kompetisi.
Perekrutan pemain asing sudah menjadi sebuah siklus dalam kompetisi di Indonesia.
Dia menegaskan, perekrutan pemain asing muda Brasil ini menjadi bagian siklus tersebut, untuk memenuhi kebutuhan tim jelang kompetisi.
Haruna Soemitro mengingatkan kembali kompetisi Liga 1 2020 dilanjutkan dengan status luar biasa.
Renegosiasi pemain asing juga tidak semua berjalan dengan baik dan dapat menciptakan kekosongan.
Sehingga, ada kebutuhan dari klub terhadap tenaga pemain asing.
“Meski saat ini slot pemain sudah penuh, tetapi jika pemain asing tidak hadir karena renegosiasi kontrak, ya (posisinya) akan diisi pemain baru itu," ucap pria yang juga menjabat sebagai Exco PSSI tersebut.
“Nah, istilah mau naturalisasi itu masih jauh. Kalau ada yang bisa membuktikan bahwa ini program naturalisasi ya silahkan saja. Bahwa nanti ternyata pemain itu bagus dan memberikan kontribusi bagus bagi klub dan timnas, silahkan saja.”
“Itu masih langkah yang terlalu jauh yang harus kita pikirkan,” imbuhnya.
Haruna Soemitro melanjutkan, seharusnya perekrutan pemain asing berusia muda ini disambut positif.
Hal ini menjadi sejarah baru dan investasi besar bagi pesepak bolaan Indonesia.
“Kedatangan pemain muda itu harus diapresiasi, selama ini kedatangan pemain asing selalu usianya di atas 30 tahun dan sekarang ada pemain kelahiran 2001 datang,” katanya.
“Nah, bagi Madura United ini kebutuhan investasi luar biasa. Madura menganggap pemain sebagai aset investasi yang akan kami petik nantinya.”
“Perkara nanti itu PSSI membutuhkan sebagai kebutuhan tim nasional di naturalisasi, itu hal yang masih terlalu jauh,” tuturnya menutup.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapan Direktur Madura United Soal Isu Naturalisasi Pemain Brasil",