Bhayangkara FC Masih Menanti Proses Naturalisasi Lee Yoo joon
Manajer Bhayangkara FC, I Nyoman Yogi mengatakan bahwa proses naturalisasi pemainnya, Lee Yoo-joon masih jalan terus.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Manajer Bhayangkara FC, I Nyoman Yogi mengatakan bahwa proses naturalisasi pemainnya, Lee Yoo-joon masih jalan terus.
Ia juga menepis adanya kabar kalau proses naturalisasi Lee Yoo joon ditolak karena masalah usia yang dianggap tak lagi produktif.
“Tidak benar (ditolak), proses (naturalisasi Lee Yoo-joon) masih jalan terus kok,” kata I Nyoman Yogi kepada Tribunnews melalui pesan singkat, Selasa (6/10/2020).
Seperti diketahui, beberapa bulan terakhir, pemain asal Korea Selatan tersebut tengah disibukan mengurus proses naturalisasi. Namun, saat ditanya langsung, ia tak ingin komentar soal prosesnya tersebut.
“Kalau soal naturalisasi saya tidak bisa komentar dulu,” kata Lee Yoo-joon kepada Tribunnews beberapa waktu lalu.
Soal kabar tersirat ditolaknya Lee Yoo-joon sempat muncul setelah Menpora mengatakan menolak atlet sepakbola asal Korea Selatan lantaran usianya yang tak produktif lagi.
Lee Yoo-joon sendiri memang kini telah berusia 31 tahun dan mempunyai istri WNI.
“Beberapa waktu lalu ada permohonan untuk naturalisasi. Tapi saya dan teman-teman di Kemenpora tidak meneruskan itu ke Kemenkumham,” kata Menpora dalam rapat kerja bersama dengan Komisi III DPR RI dan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, Senin (5/10/2020).
“Kami memandang dengan kriteria-kriteria yang kami tetapkan apakah dia usia produktif atau kah dia masih bisa diandalkan untuk kedepannya dan berbagai pertimbangan lainnya, maka ada beberapa yang tidak kami loloskan, Pak Iriawan tentu tahu bagaimana ada pemain sepakbola yang berasal dari Korea Selatan,” sambungnya.
Menpora menjelaskan atlet tersebut telah beristrikan orang Indonesia dan telah mendapatkan persetujuan dari anggota DPR. Tapi dirinya tetap menolak mengingat usianya yang sudah tidak produktif lagi.
“Saya menolak karena setelah kami pertimbangkan secara teknis dan kalau kami berikan orang tersebut tidak akan banyak membawa manfaat untuk prestasi olahraga kita,” jelas Menteri asal Gorontalo tersebut.