Jadwal Liga Inggris - Bedah Lini tengah Manchester United, Neville: MU Tidak Punya Keseimbangan
Ulasan dari Gary Neville dan pengamat Michael Cox soal lini tengah Manchester United di era kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer.
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
"Ole terpaksa memainkan sistem berlian. Saya pikir ada elemen yang membuatnya berpikir bahwa empat pemain dalam diamond akan bekerja setelah kemenangan pada medio pekan," tuturnya.
"Namun, baru lima menit berselang dan terlihat McTominay tak nyaman di sisi kanan."
"Seorang pemain di posisi tersebut harus bisa bergerak melebar."
"Aaron Wan-Bissaka kikuk di sisi kanan lebar. Namun, Anda harus menemukan keseimbangan dan hal itu yang menjadi masalah besar bagi United di sisi kanan," ujar mantan bek kanan tersebut.
"Mengubah sistem, pemain - memiliki banyak personel di satu posisi dan tidak untuk lainnya - adalah masalah besar," ujarnya.
Baca juga: HASIL Liga Inggris: Alasan Aneh Solskjaer Setelah MU Kalah dari Arsenal di Old Trafford
Kata Michael Cox
Hal serupa juga dikatakan pengamat taktik Michael Cox, yang mengutarakan bahwa komitmen Solskjaer untuk memainkan seorang "nomor 10" dalam diri Bruno Fernandes menciptakan masalah tersendiri.
Terutama pada saat bersamaan lawan mereka, Arsenal, memutuskan untuk pisah jalan sama sekali dari seorang "nomor 10" dalam diri Mesut Oezil.
"Sederhananya, United berupaya menciptakan peluang lewat kecerdasan individu, Arsenal berupaya menciptakannya lewat struktur. Laga pada hari itu menunjukkan pebedaan pendekatan keduanya," tulis Cox di The Athletic.
Menurut pendiri situs Zonal Marking tersebut, hal ini menciptakan masalah ketika pemain bersangkutan tak merumput secara maksimal.
Hal ini terlihat saat Bruno Fernandes tampil jauh dari prima kontra Arsenal.
"Jika ia tak terlibat, tim terlihat rusak, terpisah-pisah, dan kekurangan kohesi," tulis pengarang buku The Mixer (2017) yang mengulik soal evolusi taktik di Premier League tersebut.
Satu masalah lain yang diciptakan dengan terlalu mengandalkan Fernandes sebagai nomor 10 adalah efek turunan yang diciptakan ke pamin lain.
Paul Pogba terpaksa bermain lebih dalam sebagai "nomor 8" atau ditempatkan di sisi kiri 4-2-3-1, posisi yang menyebabkannya melakukan blunder dengan menjatuhkan Hector Bellerin di kotak terlarang.